Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Momen Valentine, Ini Batas Maksimal Konsumsi Cokelat

KOMPAS.com - Hari Valentine identik dengan cokelat dan bunga. Keduanya kerap menjadi pilihan hadiah yang diberikan pada hari itu.

Melansir Kompas.com, Sabtu (13/2/2021), Hari Valentine identik dengan cokelat karena pada era Victoria (sekitar 1837-1901), cokelat dianggap sebagai alat rayuan, menurut sejarawan makanan, Profesor Rebecca Earle dari Warwick University.

Tak hanya itu, buku etiket dan pengiklan sama-sama mendorong anggapan bahwa pertukaran cokelat antara laki-laki dan perempuan sama seperti pernyataan cinta.

Pada perempuan yang populer, banyak cokelat bisa didapatkan di hari itu.

Namun adakah batasan jumlah cokelat yang aman dimakan dalam sehari?

Ahli gizi UGM Lily Arsanti menjelaskan, untuk alasan kesehatan, seseorang perlu menjaga konsumsi cokelat dalam sehari.

Dia mengatakan ada batasan jumlah cokelat yang bisa dimakan.

"Recommended daily allowance cokelat sekitar 30-60 gram sehari. Ini untuk dark chocolate," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/2/2021).


Bisa menyebabkan kegemukan

Lanjutnya, untuk cokelat jenis lain konsumsinya lebih sedikit lagi, karena kandungan gula dan kalorinya lebih tinggi daripada dark chocolate.

Salah satu dampak apabila kelebihan konsumsi cokelat menurutnya bisa menyebabkan kegemukan.

"Yang cokelat biasa iya, karena kandungan gula, lemak, dan kalorinya. Kalau dark chocolate, kandungan antioksidannya bagus untuk kesehatan, tapi kandungan lemaknya juga masih harus diwaspadai," ungkapnya.

Dia mengatakan dark chocolate masih ada lemak jenuhnya, sehingga tidak bisa dikonsumsi terlalu banyak juga.

Tak hanya cokelat berbentuk batangan, cokelat dalam bentuk cair atau minuman seperti minuman cokelat sachet jika dikonsumsi berlebihan juga bisa menyebabkan kegemukan karena kadar gulanya tinggi.

"Tapi kalau minumannya buat sendiri dari cokelat bubuk dan kita bisa menakar sendiri gulanya, akan lebih baik karena jumlah gula bisa dikurangi," kata Lily.

Terkait makanan atau minuman lain yang tidak boleh disantap bersamaan dengan cokelat, menurut Lily tidak ada.

"Setahu saya nggak ada ya," ujarnya.


Jenis cokelat

Melansir Kompas.com, 14 Februari 2018, terdapat 5 jenis cokelat susu, cokelat putih, cokelat hitam, unsweetened chocolate, dan cokelat jambon.

1. Cokelat susu

Cokelat susu atau milk chocolate adalah cokelat (pasta cokelat dan lemak cokelat) yang sudah diberi susu.

Rasanya lebih manis dan tidak terlalu pahit.

Karena mudah meleleh, cokelat susu batangan kerap langsung dimakan begitu saja.

2. Cokelat putih

Cokelat putih atau white chocolate tidak mengandung kakao yang utuh.

Warnanya tidak cokelat karena hanya mengandung lemak cokelat.

Selain itu, cokelat putih juga mengandung gula. Rasanya pun cenderung manis, creamy, dan tanpa rasa pahit.


3. Cokelat hitam

Cokelat hitam atau dark chocolate mengandung pasta cokelat yang tinggi.

Cokelat hitam yang benar-benar pekat, bisa mengandung pasta cokelat hingga 90 persen.

Rasanya pahit dan biasanya dipakai untuk memasak. Namun terdapat tren makan cokelat hitam untuk kesehatan, karena umumnya cokelat hitam mengandung cokelat murni alias tidak diberi tambahan gula.

4. Unsweetened chocolate

Seperti cokelat hitam, unsweetened chocolate atau cokelat yang tidak diberi pemanis, merupakan cokelat batangan yang terbuat dari pasta cokelat dan lemak cokelat.

Rasanya pahit dan tidak dimakan begitu saja.

Cokelat jenis ini biasanya dipakai untuk memasak atau bahan kue.

5. Cokelat Jambon

Cokelat jambon atau pink chocolate merupakan cokelat berwarna merah muda yang terbuat dari biji kokoa "Ruby".

Kokoa ini berasal dari Ekuador dan Brasil serta perlu 13 tahun untuk mengembangkan biji kokoa menjadi cokelat jambon.

Cokelat ini tergolong baru dan belum banyak beredar di pasaran.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/14/080500365/momen-valentine-ini-batas-maksimal-konsumsi-cokelat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke