Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

FaceApp Viral di Tiktok Bisa Ubah Wajah, Apakah Aman Digunakan?

KOMPAS.com - Aplikasi pengubah foto wajah FaceApp kembali ramai dibicarakan di media sosial, terutama di Tiktok dan Twitter, Senin (18/1/2021).

Hal itu setelah aplikasi FaceApp ini dapat mengubah foto gender, laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya.

Netizen ramai-ramai mengunggah foto mereka dengan gender bender di Instagram dan Twitter. Berikut ini beberapa di antaranya:

Simak cara mudah membuatnya berikut ini:

  • Unduh terlebih dahulu aplikasi FaceApp di perangkat Anda.
  • Buka aplikasi dan pilih foto yang akan diedit. Bisa pilih foto menggunakan kamera atau foto yang ada di galeri.
  • Layar akan menampilkan tampilan editor foto dengan beragam pilihan filter, mulai menambahkan rambut, jenggot, latar belakang dirubah, warna kulit dan masih banyak lagi.
  • Pilih filter 'Gender' lalu 'Wanita 2' untuk merubah Cowok menjadi Cewek.
  • Edit foto Anda sesuai keinginan dengan menekan ikon di pojok kanan atas layar.
  • Jika sudah, Anda dapat menyimpan dan membagikan hasil foto ke sosial media.

Sebelumnya FaceApp juga sempat naik daun karena #AgeChallenge yang dilakukan netizen. Mereka mengubah foto wajah mereka menjadi lebih tua dengan aplikasi itu.

Keamanan FaceApp

Ahli IT sekaligus dosen Ilmu Komputer Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Rosihan Ari Yuana menjelaskan meski aman, ada beberapa data yang dibagikan ke pihak ketiga.

"Secara security aman, tapi memang ada beberapa data yang memang di-share ke 3rd part seperti Facebook dan Google Ads Mobile, seperti data informasi jenis gadget kita untuk keperluan tracking," katanya pada Kompas.com, Selasa (19/1/2021).

Tapi, lanjutnya, berdasarkan referensi yang dia peroleh, untuk data-data personal seperti foto dan lainnya tidak akan dijual ke pihak ketiga.

Hal penting yang perlu diperhatikan menurutnya adalah foto-foto yang di-upload bisa dikonsumsi publik.

"Ketika seorang user menyetujui term of condition ketika instalasi app tersebut, maka berarti dia menyetujui bahwa foto-foto yang dia upload bisa dikonsumsi oleh publik," ujarnya.

Disebutkan juga bahwa jika user ingin menghapus data-data foto yang sudah di-upload ke server FaceApp, maka bisa melakukan request.

Rosihan mengatakan menurut CEO FaceApp, mereka tidak mengunggah data-data yang tersimpan di gadget ke server mereka, melainkan hanya data foto-foto yang dipilih oleh user saja.

Dia mengingatkan, meskipun ada fitur untuk request menghapus data foto yang sudah terunggah, seorang user harus tetap bijak dalam memilih foto-foto mana yang akan diupload.

"Karena jika sudah terupload dan menjadi konsumsi publik, maka secara prinsip kita sudah tidak bisa mengontrol lagi ke mana foto akan tersebar, apalagi diviralkan. Jika sudah viral maka akan susah menghentikannya," imbuhnya.


Bantah dikaitkan dengan Rusia

Dilansir Forbes, 19 Juni 2020, CEO FaceApp Yaroslav Goncharov bersikeras bahwa aplikasi tersebut tidak membagikan data dengan pihak berwenang Rusia.

"Kami tidak menggunakan foto untuk alasan apa pun selain untuk menyediakan fungsi pengeditan," ungkapnya.

Selain itu dia menggarisbawahi bahwa FaceApp menghapus foto dari server cloud-nya dalam 24 hingga 48 jam setelah terakhir kali diedit. Semua foto dienkripsi menggunakan kunci yang disimpan secara lokal di perangkat pengguna.

Foto tersebut hanya disimpan dalam cache sementara di server cloud aplikasi selama proses pengeditan.

Ada risiko

Pakar privasi dan Kepala Individual Rights and Ethics di Protecture, Rowenna Fielding, mengatakan kebijakan privasi FaceApp yang diperbarui cukup solid dan meyakinkan.

Hal itu karena secara eksplisit menyatakan bahwa foto yang diunggah hanya akan digunakan untuk aplikasi itu sendiri dan tidak dibagikan atau digunakan kembali untuk alasan lain.

“Membaca yang tersirat, tujuan meningkatkan aplikasi mungkin termasuk melatih algoritme itu sendiri, yang berdampak kecil pada individu yang telah mengunggah foto mereka,” jelasnya.

Namun, itu tidak berarti FaceApp bebas risiko, mengingat layanan gratis apa pun, user akan menyerahkan beberapa data untuk ditukar dengan penggunaannya seperti pada Google dan Facebook. Jake Moore, spesialis keamanan siber di ESET juga memperingatkan.

"Jika ada yang gratis, Anda harus selalu bertanya pada diri sendiri apa untungnya bagi pemilik aplikasi dan bagaimana mereka menghasilkan uang?" ujar Moore.

Dia menyarankan pengguna untuk membaca setiap persyaratan penggunaan aplikasi.

Ini menunjukkan bahwa perusahaan sering kali memiliki agenda tersembunyi untuk mendapatkan informasi massal untuk tujuan seperti mengajarkan algoritme pengenalan wajah, atau mempelajari koneksi dari kontak telepon.

Selain itu, menghapus data tidak semudah yang terlihat. The Washington Post menyebutkan bahwa hanya dengan menghapus aplikasi tidak akan menghilangkan foto-foto yang mungkin dimiliki FaceApp di cloud.

Goncharov mengatakan orang dapat mengajukan permintaan untuk menghapus semua data dari server FaceApp, tetapi prosesnya berbelit-belit.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/19/122617565/faceapp-viral-di-tiktok-bisa-ubah-wajah-apakah-aman-digunakan

Terkini Lainnya

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke