Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Telegram, Aplikasi Pesan yang Sedang Dilirik Banyak Orang

KOMPAS.com - Aplikasi pesan WhatsApp dikabarkan tengah mengalami penurunan pengguna secara signifikan pada awal 2021.

Justru aplikasi pesan lainnya, Telegram, mengalami peningkatan jumlah pengguna, yakni sekitar 1,7 juta unduhan aplikasi.

Diberitakan Kompas.com (12/1/2021), turunnya pengguna WhatsApp diduga karena WhatsApp mulai memberlakukan kebijakan privasi dan persyaratan layanan baru di aplikasinya.

Para pengguna WhatsApp juga mendapatkan notifikasi terkait pemberitahuan tersebut.

Dalam notifikasi, WhatsApp menyampaikan ada tiga pembaruan yakni para pengguna diminta menyampaikan data ke Facebook, jika ingin tetap menggunakan WhatsApp.

Diketahui, kebijakan baru ini akan mulai berlaku pada 8 Februari 2021.

Kendati begitu sejumlah pihak aktivis privasi meyarankan penggunanya untuk berlih menggunakan aplikasi pesan serupa, misalnya Telegram.

Lantas, apa itu Telegram dan apa saja keunggulannya?

Dilansir dari FOX News (13/1/2021), Telegram memungkinkan penggunanya untuk mengirim pesan teks, video dan audio atau gambar dengan enkripsi AES simetris 256-bit.

Menurut profil perusahaan, aplikasi ini merupakan salah satu dari 10 aplikasi yang paling banyak digunakan di dunia, dengan lebih dari 500 juta pengguna aktif.

Saat pengoperasian, Telegram juga tidak memiliki iklan, artinya aplikasi ini tidak akan pernah memberikan akses kepada pihak ketiga ke data pengguna.

Sementara, dalam pemberitaan The Telegraph (25/2/2014), Telegram memang sekilas terlihat seperti WhatsApp.

Sebab, penggunanya hanya memerlukan nomor penerima untuk mengirim pesan kepada pengguna lain.

Antar pengguna juga dapat mengobrol secara individu atau dalam kelompok.

Selain itu, tanda "dibaca" atau "belum dibaca" pada Telegram, pun mirip dengan WhatsApp, yakni centang dua untuk terkirim dan belum dibaca., centang berwarna biru untuk pesan yang telah terbaca.

Aplikasi ini pun mendukung panggilan video privasi.

Lebih lanjut, Telegram memberikan penggunanya fitur untuk mengirimkan foto, video, GIF, stiker, dan lainnya.

Menariknya, pada Telegram terdapat pengatur waktu penghapusan mandiri pada teks/pesan dan foto yang dikirimkan dalam "obrolan rahasia".

Waktu penghapusan ini juga dapat diatur sesuai selera, misal dua detik hingga seminggu lamanya.

Tak hanya itu, Telegram juga teruji keamanan data pribadi penggunanya, yang dikaitkan dengan algoritme teruji waktu yang menggabungkan keamanan dengan pengiriman dan keandalan berkecepatan tinggi.

Pada fitur "obrolan rahasia", dilengkapi dengan enkripsi ujung-ke-ujung.

Artinya, tidak ada orang lain selain pengirim dan penerima yang dapat membaca pesan, bahkan staf Telegram sekalipun.

Pesan obrolan rahasia tidak dapat diteruskan ke orang lain di luar percakapan, dan tidak ada jejak yang tersisa di server mereka.

Berdasarkan The New York Times (2/5/2018), jenis enkripsi yang digunakan Telegram mengubah pesan menjadi kode tanpa bantuan server di tengah, sehingga hampir tidak mungkin untuk mendapatkan akses komunikasi antara dua pengguna tanpa persetujuan mereka.

Diketahui, Telegram menggunakan protokol perpesanan amannya sendiri yang disebut MTProto.

Namun, kekuatan sistem itu diperdebatkan lantaran tidak ada yang tahu bagaimana cara kerjanya dan banyak analisis keamanan yang telah dilakukan, tetapi tidak seaman yang dipikirkan banyak orang.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/13/193000565/mengenal-telegram-aplikasi-pesan-yang-sedang-dilirik-banyak-orang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke