Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi Final Vaksin Covid-19 Pfizer Tunjukkan Efektivitas 95 Persen

Vaksin itu juga diyakini aman dan dapat melindungi orang tua yang paling berisiko meninggal.

Melansir AP News, Rabu (18/11/2020), pengumuman dari Pfizer dan mitranya di Jerman, BioNTech, hanya seminggu setelah mereka mengungkapkan hasil awal yang menjanjikan.

Dengan hasil ini, penasihat Food and Drug Administration (FDA) bersiaga untuk memperdebatkan data di depan umum pada awal Desember 2020.

Perusahaan juga telah memulai pengiriman bergulir untuk vaksin dengan regulator di Eropa, Inggris, dan Kanada.

Pfizer dan BioNTech awalnya memperkirakan vaksin itu lebih dari 90 persen efektif setelah menghitung sekelompok infeksi paling awal yang terjadi dalam pengujian tahap akhir.

"Ini adalah perlindungan yang luar biasa kuat," CEO dan salah satu pendiri BioNTech Dr. Ugur Sahin.

Meski demikian, ia tetap memperingatkan bahwa pandemi masih berlangsung dan kini dunia tengah menunggu musim dingin yang keras.

"Dosis vaksin yang tersedia terlalu kecil untuk memastikan bahwa kami dapat membuat perbedaan yang signifikan bagi masyarakat," jelas dia.

"Tetapi tahun depan jika kandidat vaksin dari beberapa perusahaan juga berhasil, kami mungkin bisa mengendalikan situasi pandemi ini pada akhir musim panas 2021," lanjut Ugur.

Perusahaan belum merilis data rinci tentang studi mereka, sementara hasilnya belum dianalisis oleh para ahli independen.

Pencapaian ini membuat semua mata tertuju pada kemajuan vaksin potensial karena lonjakan kasus di berbagai negara semakin parah.

Pfizer dan BioNTech menyebutkan, vaksin itu lebih dari 94 persen efektif pada orang dewasa di atas usia 65 tahun.

Menurut Sahin, ada banyak sukarelawan berusia lebih tua yang terdaftar dalam penelitian ini dan di antara penerima plasebo yang terinfeksi.

Oleh karena itu, ia meyakini bahwa vaksin ini akan bekerja ada populasi berisiko tinggi.

Selain itu, Pfizer dan BioNTEch juga menyebut tak ada efek samping vaksin yang seirus sejauh ini, dengan masalah yang paling umum adalah kelelahan setelah dosis vaksin kedua dan memengaruhi sekitar 4 persen peserta.

Studi ini telah melibatkan hampir 44.000 orang di AS dan lima negara lainnya. Uji coba akan terus mengumpulkan data keamanan dan efektivitas relawan selama dua tahun lagi.

Mereka berharap dapat memproduksi hingga 50 juta dosis vaksin secara global pada tahun 2020 dan hingga 1,3 miliar dosis pada tahun 2021.

Peringatan WHO

Direktur Keadaan Darurat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, vaksin tidak akan datang pada waktunya untuk mengalahkan gelombang kedua virus corona.

Michael Ryan dari WHO mengatakan, vaksin tidak boleh dilihat sebagai solusi ajaib, sementara negara-negara yang berjuang melawan pandemi harus 'mendaki gunung ini' tanpa vaksin.

"Saya pikir itu setidaknya empat hingga enam bulan sebelum kami memiliki tingkat vaksinasi yang signifikan," kata Ryan, dikutip dari AFP, Rabu (18/11/2020).

Meski baru-baru ini beberapa pengembang vaksin mengumumkan hasil yang menjanjikan dari uji coba fase akhir, tetapi Ryan menyebut tak sepenuhnya berharap pada vaksin.

"Banyak negara sedang melalui gelombang ini, dan mereka akan melalui gelombang ini, dan terus melalui gelombang ini, tanpa vaksin," jelas dia.

"Kita perlu memahami dan menyadari bahwa kita harus mendaki gunung ini tanpa vaksin," kata Ryan.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/19/112225765/studi-final-vaksin-covid-19-pfizer-tunjukkan-efektivitas-95-persen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke