Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Pandemi, Libur adalah Mitos, Begitu Juga Kerja

Dari tujuh hari dalam sepekan di akhir bulan ini, lima hari di antaranya adalah hari libur. Pemerintah sudah memastikan bahwa tanggal 28 dan 30 Oktober di antara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah cuti bersama. 

Apa persiapanmu untuk cuti bersama dan libur di antara tanggal 28 Oktober sampai 1 November 2020?

Untuk kamu yang membagi dan membedakan waktu secara ketat kapan kerja, kapan libur, jam berapa kerja, jam berapa selesai kerja, libur mungkin terasa menjadi jeda.

Namun, untuk kamu yang tidak membagi-bagi dan membedakannya, libur adalah mitos. Juga sebaliknya terjadi: kerja adalah mitos. Kerja dan libur campur baur.

Mitos waktu kerja dan waktu libur lebih terasa di era pandemi. Tidak hanya waktu kerja yang tidak dibagi dan dibedakan, tempat kerja pun tidak terpisahkan.

Semua sebisa mungkin dikerjakan dari dan di rumah. Kapan kerja, kapan usai kerja, kapan hari kerja, kapan hari libur campur baur di rumah.

Meskipun demikian, libur apalagi panjang tetap dinantikan. Ketika penantian itu tiba, kebingungan lantas datang.

Libur panjang di era pandemi mau ke mana? Apakah aman berlibur di tengah Covid-19 yang terus naik jumlah pasien positifnya?

Meskipun jumlah pasien sembuh terus bertambah juga persentasenya yaitu di angka 313.764 pasien atau 80,5 persen, penularan terus terjadi dengan penambahan kasus harian di kisaran 4.000.

Selain itu, angka kematian juga relatif tinggi. Dari total pasien Covid-19, 13.299 pasien meninggal dunia atau setara dengan 3,4 persen.

Karena itu, libur apalagi libur panjang yang menggabungkan cuti bersama dalam situasi seperti ini memang menimbulkan perasaan campur aduk.

Saya sendiri dan keluarga tidak merencanakan sesuatu untuk libur panjang ini. Demikian juga istri dan tiga anak saya.

Namun, tidak sedikit juga yang menanti-nantikan libur panjang ini. Beberapa teman saya sudah merencanakan sejumlah agenda selama libur.

Ada yang sudah bersiap sejak kelar jam kerja pada Rabu (28/10/2020) untuk mengeksekusi libur panjangnya.

Kepada teman-teman saya itu, saya sampaikan salut. Di tengah kerterbatasan karena banyak hal dan di tengah pembatasan untuk banyak hal, mereka masih mampu bersiasat untuk menjaga kesehatan mental dengan berlibur.

Liburan teman-teman saya itu memang terasa berbeda karena pandemi. Pilihan transportasi publik dipinggirkan menggantinya dengan roadtrip atau perjalanan darat dengan kendaraan pribadi.

Aktivitas liburan juga menyesuaikan dengan dipilih aktivitas luar ruangan yang cenderung individual.

Apa jenis liburan macam itu? Ternyata banyak ragamnya dan tidak kalah mengasyikkan juga dijalani.

Ada juga yang berkemah atau menyewa penginapan lantas tracking di bukit-bukit dan lembah-lembah serta pegunungan di Pulau Jawa.

Baiknya infrastruktur jalan memungkinkan perjalanan ke tempat tujuan dilakukan dengan kendaraan pribadi.

Ternyata banyak pilihan liburan yang menyenangan meskipun tetap tidak berada di kerumunan karena alasan pandemi.

Protokol kesehatan sebelum, selama, dan setelah berlibur semoga tetap dijalankan karena penyebaran Covid-19 tidak mengenal hari libur.

Sebaliknya kerap terjadi, setelah libur panjang, kasus potisif melonjak tinggi.

Sekali lagi, salut saya sampaikan kepada banyak teman yang bersiasaat di tengah keterbatasan dan pembatasan karena pendemi ini. Kesehatan mental memang perlu dijaga dan masing-masing punya siasat dan tanggung jawab untuk melakukannya.

Liburan berkesadaran akan jadi aktivitas mengisi waktu-waktu cuti bersama atau libur nasional ke depan.

Tidak hanya berkesadaran saat memilih jenis aktivitas liburan dan tempat berliburnya, ketika menjalani aktivitasnya pun bisa jadi sarana melatih kesadaran.

Meskipun tahun ini belum berakhir dan masih ada dua bulan lebih sepekan kita sudah punya bayangan libur dan cuti bersama tahun depan.

Merawat harapan dan membayangkan hal-hal baik di masa depan terkadang menenangkan dan juga menyenangkan.

Ini bukan upaya lari dari persoalan nyata hari ini dan di sini yang banyak tak terperi utamanya persoalan-persoalan negeri. Tidak.

Ini salah satu siasat hari ini dan di sini untuk menjaga kesehatan mental. Kesehatan mental adalah pijakan kebahagiaan.

Bukan negara, bukan presiden, bukan menteri, bukan perusahaan tempat kita mungkin bekerja, dan bukan orang lain yang bertanggung jawab atas kebahagiaanmu, tetapi dirimu sendiri.

Karena itu, bijak bersiasat menjaga kesehatan mental untuk pijakan kebahagiaan adalah ungkapan tanggung jawab kepada diri sendiri. 

Selamat menyiapkan liburan buat kamu yang memisahkan antara waktu kerja dan waktu libur. Kalau saya, keduanya sudah melebur sejak lama.

Buat saya, libur atau kerja adalah mitos belaka. Tidak hanya karena pandemi saja. Sejak lama.

Salam mitos, 

Wisnu Nugroho

https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/26/091234465/saat-pandemi-libur-adalah-mitos-begitu-juga-kerja

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke