Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak Penjelasan IDI soal Alasan Tidak Direkomendasikannya Masker Scuba untuk Pencegahan Virus Corona...

KOMPAS.com - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menegaskan masker scuba dan buff kurang efektif dalam menangkal virus corona.

Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, masker scuba dan buff dinilai sebagai masker dengan satu lapisan, tipis, dan lantaran mudah ditarik ke leher, penggunaannya dirasa tidak berarti.

Sebagai pencegahan, Wiku merekomendasikan masker bedah atau masker kain yang terdiri dari tiga lapisan kain katun.

Lantas bagaimana penggunaan masker scuba dan buff menurut IDI?

Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI, DR Dr Eka Ginanjar mengungkapkan, masker scuba termasuk masker kain yang proteksinya tidak terlalu kuat.

Menurutnya, setiap renggangan yang ditimbulkan, maka pori-pori dari masker scuba akan melebar.

Hal inilah yang menyebabkan daya tapisnya akan jauh berkurang.

"Sehingga dalam kondisi yang seperti ini tidak disarankan menggunakan masker scuba karena kondisi infeksi sedang tinggi, hanya satu lapis, bisa merenggang, dan kurang ketat menutup aliran udara," ujar Eka kepada Kompas.com, Jumat (18/9/2020).

Penggunaan masker

Eka menjelaskan, penggunaan masker sifatnya wajib di tengah pandemi corona.

Tindakan ini ditekankan pada penggunaan masker dengan benar dan sesuai yang akan memberikan perlindungan pada penggunanya dan orang lain.

Singkatnya, komponen memutus rantai penularan Covid-19 yakni dengan memakai masker.

"Prinsip masker yang benar dan sesuai adalah masker yang dipakai dengan benar di situasi yang sesuai. Misalnya, dokter merawat pasien Covid-19 maka maskernya N95," kata dia.

"Kalau di risiko tinggi ketemu, tapi tidak jelas apakah orang itu positif Covid atau tidak, maka gunakan masker beda/medis yang benar," lanjut dia.

Sementara, jika berada dalam lingkungan masyarkat dengan mempertahankan jaga jarak dan sirkulasi terbuka, maka dapat menggunakan masker kain.

Meski tidak disarankan, bagaimana jika seseorang memakai masker scuba namun tetap menjaga jarak dengan orang lain?

Eka mengungkapkan bahwa menjaga jarak adalah tindakan penting guna menghindari diri dari droplet.

Tetapi dalam kondisi sirkulasi udara tidak bagus, maka jaga jarak menjadi kurang kegunaannya.

"Sehingga, masker yang baik dan benar penting tetap dipakai. Masker scuba tidak dapat mengambil peran ini, sehingga tidak direkomendasikan untuk dipakai," katanya lagi.

Menilik bahan yang ada pada masker scuba, Eka menambahkan bahwa kain pada masker scuba lebih mudah melar ketimbang masker kain katun.

Hal ini juga menjadi salah satu masalah dari masker scuba.

Masker scuba dipakai keseharian

Menilik sifat kain yang mudah melar, Eka mengatakan bahwa masker scuba tidak aman untuk digunakan secara keseharian.

"Tidak aman sebaiknya masker kain yang berlapis saja untuk keseharian. Lihat juga ya kain yang dipakai dan lapisannya," kata dia.

"Ada juga kain yang sangat jarang pori-porinya malah lebih tidak efektif daripada scuba," lanjut dia.

Dengan demikian, Eka mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari pemakaian masker scuba.

Apabila ingin tetap dipakai, sebaiknya di-double dan dipakai dengan pas.

Selain itu, pastikan pinggiran-pinggiran pada masker scuba menempel di wajah.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/18/190500565/simak-penjelasan-idi-soal-alasan-tidak-direkomendasikannya-masker-scuba

Terkini Lainnya

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke