Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Ruangguru Mundur dari Platform Digital Kartu Prakerja

KOMPAS.com - Ruangguru dikabarkan mengundurkan diri sebagai salah satu platform digital di program Kartu Prakerja.

Saat dikonfirmasi, Head of Corporate Communications Ruangguru, Anggini Setiawan membenarkan adanya informasi tersebut.

"Betul (mundur dari platform digital Kartu Prakerja)," kata Anggini saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/9/2020) malam.

Pihaknya pun membeberkan sejumlah alasan terkait mundurnya Ruangguru sebagai salah satu platform digital di program Kartu Prakerja.

Keputusan bisnis menyeluruh

Mundurnya Ruangguru, kata Anggini, merupakan keputusan bisnis yang diambil setelah melalui proses berpikir yang menyeluruh.

Semenjak dibukanya gelombang 4 Program Kartu Prakerja, lanjut Anggini, skill academy dari Ruangguru telah beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan dalam Kartu Prakerja.

"Kami berharap, pilihan kami untuk beralih fokus hanya sebagai lembaga pelatihan akan lebih meningkatkan kualitas layanan kami bagi seluruh pengguna, termasuk bagi peserta Program Kartu Prakerja," terang Anggini.

"Untuk merealisasikan visi ini, langkah strategis yang perlu diambil adalah untuk fokus mengalokasikan sumber daya yang dimiliki untuk menjaga dan meningkatkan standar kualitas pendidikan dan pelatihan yang ditawarkan, serta melahirkan inovasi-inovasi baru yang berorientasi pada konsumen," imbuhnya.

Para peserta Kartu Prakerja dapat tetap mengakses kelas-kelas pelatihan skill academy pada mitra resmi platform digital Kartu Prakerja.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai status Skill Academy pada Program Kartu Prakerja dapat diakses melalui tautan berikut ini: https://blog.ruangguru.com/prakerja.

Pada Agustus lalu, Ruangguru juga telah mengumumkan akan menyumbangkan seluruh pemasukannya sebagai mitra resmi platform digital Program Kartu Prakerja, selama gelombang 1-3.

"Akan disumbangkan kepada negara untuk membantu penanganan Covid-19," papar Anggini.


Hanya sebagai lembaga pelatihan

Dikonfirmasi terpisah, Head of Communications Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Louisa Tuhatu juga membenarkan mundurnya ruang guru dari platform digital di Kartu Prakerja tersebut.

"Benar, Ruangguru mundur. Saat ini mereka (Ruangguru) terdaftar sebagai lembaga pelatihan saja," ungkap Louisa saat dihubungi pada hari yang sama.

Dengan mundurnya Ruangguru ini, kini mitra platform digital di Kartu Prakerja tinggal tersisa tujuh lembaga.

Mereka adalah Bukalapak, MauBelajarApa, Pintaria, Sekolah.mu, Tokopedia, Pijar Mahir, dan Sistem Informasi Ketenagakerjaan (Sisnaker).

Syarat dan cara daftar

Syarat peserta yang bisa mendaftarkan Kartu Prakerja adalah Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 18 tahun.

Selain itu peserta tidak sedang mengikuti pendidikan formal.

Peserta yang ingin melakukan pendaftaran program Prakerja gelombang 7 dapat mengakses laman resmi Prakerja: www.prakerja.go.id.

Berikut ini cara daftar Kartu Prakerja gelombang 7:


Insentif

Peserta yang mengikuti Prakerja pada tahap akhir setelah menyelesaikan pelatihan akan mendapatkan insentif.

Insentif yang akan diterima peserta selain saldo pelatihan juga terdapat dua jenis insentif yakni Insentif sebesar Rp 600.000 yang akan diberikan setiap bulan, selama 4 bulan, ada pula insentif survei senilai Rp 50.000, dan akan ada 3 kali survei.

Untuk bisa memperoleh insentif peserta harus menyelesaikan pelatihan prakerja dibuktikan dengan sudah diterimanya sertifikat.

Program Kartu Prakerja masih akan berlangsung beberapa gelombang lagi.

Seperti diberitakan sebelumnya, jika konsisten membuka pendaftaran dengan kuota 800.000 orang pada setiap gelombang, maka target 5,6 juta peserta program Kartu Prakerja akan tercapai dengan empat gelombang pendaftaran lagi.

Sejauh ini, sudah ada 3,08 juta orang yang lolos sebagai peserta program Kartu Prakerja.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/04/203100165/alasan-ruangguru-mundur-dari-platform-digital-kartu-prakerja

Terkini Lainnya

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Benarkah Kucing Lebih Menyukai Manusia yang Tidak Menyukai Mereka?

Tren
Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Banjir di Sulawesi Selatan, 14 Orang Meninggal dan Ribuan Korban Mengungsi

Tren
Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah-buahan yang Aman Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

BPOM Rilis Daftar Suplemen dan Obat Tradisional Mengandung Bahan Berbahaya, Ini Rinciannya

Tren
Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Arkeolog Temukan Vila Kaisar Pertama Romawi, Terkubur di Bawah Abu Vulkanik Vesuvius

Tren
Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Kapan Seseorang Perlu ke Psikiater? Kenali Tanda-tandanya Berikut Ini

Tren
Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Suhu Panas Melanda Indonesia, 20 Wilayah Ini Masih Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat

Tren
Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Apa Beda KIP Kuliah dengan Beasiswa pada Umumnya?

Tren
Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Kisah Bocah 6 Tahun Meninggal Usai Dipaksa Ayahnya Berlari di Treadmill karena Terlalu Gemuk

Tren
ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

ASN Bisa Ikut Pelatihan Prakerja untuk Tingkatkan Kemampuan, Ini Caranya

Tren
Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Arkeolog Temukan Kota Hilang Berusia 8.000 Tahun, Terendam di Dasar Selat Inggris

Tren
Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Daftar Harga Sembako per Awal Mei 2024, Beras Terendah di Jawa Tengah

Tren
Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Menakar Peluang Timnas Indonesia Vs Guinea Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Berapa Suhu Tertinggi di Asia Selama Gelombang Panas Terjadi?

Tren
Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Menyusuri Ekspedisi Arktik 1845 yang Nahas dan Berujung Kanibalisme

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke