Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Happy Hypoxia, Kadar Oksigen Rendah yang Bisa Menyerang Pasien Covid-19

KOMPAS.com - Sebuah unggahan bersisikan informasi mengenai kondisi pasien positif Covid-19 dengan kadar oksigen rendah ramai dibicarakan di media sosial.

Awalnya, akun Twitter @edralynn mengunggah foto rontgen paru-paru pasien positif virus corona beserta keterangan medis mengenai foto tersebut.

Berikut narasi unggahan tersebut:

“Nggak kemana-mana dok, cuma nongkrong sama temen2nya aja.”

“Nggak ada batuk pilek dok, cuma tiba2 sesak aja.”

Pasien sadar, RR 50, spo2 40% tanpa support O2, bagging mentok di 70%.

Masih mau bilang ngga “semenyeramkan” itu?" tulis @edralynn.

Akun tersebut kemudian menjelaskan kondisi pasien dalam cuitan selanjutnya. Berikut isi cuitannya: 

Sejujurnya ya baru kali ini aku nemuin pasien dengan kadar oksigen 40% dalam tubuh & pasiennya MASIH SADAR. Logikanya, kalo udah tinggal segitu, organ2 vital seperti otak udah nggak akan dapet oksigen dan pasien ngga sadar. Ini yang dinamakan happy hypoxia syndrome. Khas covid.

Cuitan tersebut diunggah pada Selasa (11/8/2020). Hingga Rabu (12/8/2020) pukul 17.55 WIB, cuitan dari @edralynn di-retweet 12,7 ribu warganet dan mendapatkan 14 ribu likes.

Lalu, apa itu happy hypoxia syndrome?

Dokter spesialis paru sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, membenarkan kondisi happy hypoxia syndrome bisa ditemukan pada pasien positif Covid-19.

"Kita ketahui bahwa Covid-19 ini, organ yang paling sering terkena kan paru. Meskipun saat ini juga banyak manifestasinya di luar paru, tapi organ yang paling sering terkena komplikasi adalah paru," kata Agus saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/8/2020).

Ia menjelaskan hypoxia syndrome merupakan kondisi seseorang dengan kadar oksigen rendah dalam tubuh. Normalnya, kadar oksigen di dalam tubuh seseorang adalah di atas 94 persen.

Hypoxia syndrome, kata dia, diawali dengan peradangan paru-paru atau pneumonia yang membuat perputaran oksigen terganggu.

"Darah yang kurang oleh oksigen ini kan nantinya akan masuk ke jantung dan didistribusikan ke seluruh tubuh, akibatnya jaringan-jaringan dan organ tubuh yang lain ikut mengalami kekurangan oksigen, yang disebut sebagai hypoxia," kata Agus.

Terlihat normal

Sementara itu, terkait happy hypoxia syndrome, Agus mengungkapkan kondisi tersebut terjadi ketika seseorang yang mengalami hypoxia syndrome tetapi terlihat seperti orang normal.

Agus mengaku menemukan kondisi happy hypoxia syndrome di beberapa pasien Covid-19 yang dirawatnya.

Namun, ia belum bisa mendetailkan, berapa persentase pasien Covid-19 yang terkena happy hypoxia syndrome. Sebab, belum ada penelitian terkait hal tersebut.

"Pengalaman saya sebagai dokter paru yang juga merawat pasien Covid-19, ternyata memang kasus-kasus pasien dengan happy hypoxia itu memang terjadi," kata Agus.

Bahaya tak segera ditangani

Akan tetapi, meski terlihat biasa saja, seorang pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia syndrome bisa terancam nyawanya jika tak segera ditangani.

Sebab, Agus mengatakan, tubuh manusia memiliki batas toleransi terkait jumlah oksigen.

"Jadi mungkin di awal-awal pasien itu akan kelihatan biasa-biasa saja, tapi kalau dia terjadi happy hipoksia dalam waktu lama dan tidak diberikan terapi oksigen, maka dia akan tiba-tiba terjadi, istilahnya kematian mendadak," kata Agus.

Oleh karena itu, dia menjelaskan tidak semua pasien Covid-19 tanpa gejala diperbolehkan isolasi mandiri. 

Pasien harus memeriksakan diri, karena dikhawatirkan terkena happy hypoxia syndrome.

"Hal ini harus dipahami masyarakat, tidak semua yang tidak bergejala itu boleh isolasi mandiri. Karena ada kondisi ketika tidak ada gejala, ternyata paru-parunya ada pneumonia, saturasi oksigennya rendah, karena ada yang namanya happy hypoxia," kata Agus.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/12/194900265/mengenal-happy-hypoxia-kadar-oksigen-rendah-yang-bisa-menyerang-pasien

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Analogi Shin Tae Yong dan Wibisana

Tren
Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Indonesia Masih Berpeluang Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Ini Skenarionya

Tren
Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Indonesia Mulai Memasuki Musim Kemarau, Kapan Puncaknya?

Tren
Ilmuwan Pecahkan Misteri 'Kutukan Firaun' yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Ilmuwan Pecahkan Misteri "Kutukan Firaun" yang Tewaskan 20 Orang Saat Membuka Makam Tutankhamun

Tren
3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

3 Keputusan VAR yang Dinilai Rugikan Garuda Muda di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pemerhati Kritisi Persoalan Komunikasi dan Transparansi

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Kelapa Muda? Ini Kata Ahli

Tren
Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Uzbekistan, Soroti Keputusan Kontroversial Wasit

Tren
Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaraan Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke