Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dari Mana Asal Ayam Pertama di Dunia? Ini Studi Terbarunya

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ayam yang dijinakkan di China bagian utara selama zaman Neolitikum sekitar 8.050 tahun sebelum masehi atau Peradaban Lembah Indus sekitar 2.000 tahun sebelum masehi di Pakistan dan laut India.

Banyak ilmuwan percaya, masuk akal jika ayam disebut berasal dari dua negara itu, China dan India.

Namun, penelitian terbaru mengungkap hasil berbeda.

DaMelansir CNN, Jumat (24/7/2020), dalam penelitian soal asal-usul ayam di dunia yang dipublikasikan jurnal Cell Research, para ilmuwan menganalisis 863 genom dari sampel ayam di seluruh dunia.

Hasilnya, ayam pertama di dunia kemungkinan ada di Asia Tenggara.

Para ilmuwan menemukan bahwa ayam modern diturunkan terutama dari ayam purba yang hidup di tempat yang sekarang bernama Myanmar, Laos, Thailand, dan China barat daya.

Co-author penelitian itu, Ming-Shan Wang, mengatakan, asal ayam bisa diketahui dari di mana ayam itu dijinakkan.

Penelitian ini, kata dia, didasarkan pada informasi genetik dari DNA mitokondria atau 'data genom yang langka dari ayam komersial'.

Ming, yang juga peneliti pasca-doktoral di Paleogenomics Lab Universitas Santa Cruz, California, menyebutkan, studi sebelumnya terbatas karena jumlah sampel yang terbatas dan sampel burung hutan (genusnya sama dengan ayam peliharaan) yang buruk.

Hal itu membuatnya sulit untuk mengklarifikasi spesies yang berbeda.

"Hasil kami memberikan wawasan baru tentang sejarah evolusi ayam, memfasilitasi pemahaman yang lebih baik tentang sejarah manusia dan spesies lain di wilayah tersebut," kata dia.

Ia mengatakan, ayam modern paling erat kaitannya dengan subspesies unggas hutan merah liar, Gallus Gallus Spadiceus, yang saat ini hidup sebagian besar di China barat daya, Thailand utara, dan Myanmar.

Analisis para peneliti menunjukkan bahwa ayam domestik terpisah dari subspesies itu sekitar 12.800-6.200 tahun yang lalu, dengan domestikasi yang kemungkinan terjadi setelah punah.

Profesor arkeobotani di University College London's Dorian Fuller mengatakan, ayam-ayam kemungkinan dipindahkan dari daerah berhutan tropis atau rumpun bambu ke desa-desa yang dihuni manusia.

Sebuah studi penting

Penelitian ini adalah inisiatif sekuensing genom terbesar yang pernah ada untuk ayam domestik dan semua spesies burung hutan liar dari habitat alami mereka di seluruh dunia hingga saat ini.

Fuller mengatakan, ada penelitian genetika ayam lainnya, tapi yang membuatnya menjadi studi penting adalah cakupan unggas hutan liar yang digunakan, yaitu dari seluruh wilayah di mana unggas hutan liar muncul.

"Memiliki cakupan populasi liar benar-benar memungkinkan kita untuk memahami dari mana ayam berasal," kata Fuller.

Dia juga memuji metode penelitian ini.

Menurut Fuller, para peneliti mampu menentukan ayam 'liar' mana yang mungkin tidak benar-benar liar.

Bukti arkeologis dari daerah yang sekarang diidentifikasi sebagai asal ayam dapat memberikan wawasan tentang seperti apa perekonomian manusia yang pertama kali menggunakan ayam.

Dapat diketahui pula bagaimana manusia mengolah burung hutan yang langka menjadi sumber protein mereka.

Wang menambahkan, pengambilan sampel lebih lanjut dari unggas hutan liar dan dimasukkannya DNA purba juga memerlukan lebih banyak penelitian di masa depan.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/26/110200565/dari-mana-asal-ayam-pertama-di-dunia-ini-studi-terbarunya

Terkini Lainnya

Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Tren
Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Tren
Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Tren
Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke