Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Foto Viral Ramainya Pengunjung di Bukit Alas Bandawasa, Ini Penjelasan Satpol PP

Dalam narasi foto yang beredar, disebutkan bahwa yang terlihat pada foto itu adalah kawasan Bukit Alas Bandawasa yang terletak di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Salah satunya terlihat dari unggahan seorang pengguna Instagram berikut.

Dalam kolom komentar, ia membenarkan bahwa foto ini diambil pada hari Minggu (31/5/2020).

Sebagian besar menyoroti banyaknya pengunjung di lokasi wisata ini di tengah pembatasan sosial sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.

Apalagi, Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Bupati Bogor Ade Yasin mengumumkan wilayahnya masih menerapkan PSBB hingga 4 Juni 2020.

Penjelasan Satpol PP Cigombong

Kepala Unit Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Cigombong Teguh Darmawansyah membenarkan bahwa foto itu terjadi di kawasan Bukit Alas Bandawasa pada akhir Mei 2020.

Namun, kata dia, setelah menerima laporan ramainya pengunjung, aparat gabungan segera melakukan tindakan.

"Benar (foto) yang beredar dan kami sudah lakukan langkah-langkah. Langsung lokasi (oleh) Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) itu dikosongkan, sekarang kami tutup itu," kata Teguh, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/6/2020) pagi.

Teguh mengatakan, penutupan kawasan Bukit Alas Bandawasa diberlakukan selama pandemi Covid-19 belum berakhir.

Ia menyebutkan, lokasi bukit tersebut sebenarnya merupakan tanah milik negara yang tidak dikelola secara khusus, hingga akhirnya ada paguyuban pemuda yang memanfaatkannya sebagai lokasi wisata.

"HGB-nya itu dari PT BSS, cuma memang PT BSS selama ini tidak menggarap. Jadi ada paguyuban pemuda Kampung Palalangon memanfaatkan. Dan kami melihatnya positif, karena kalau di wilayah kami (pemudanya) terkenal suka tawuran," ujar Teguh.

"Ketika (para pemuda) berkegiatan di situ, angka tawuran turun, dan BSS sebagai pihak pemilik HGB-nya pun tidak mempermasalahkan dan tidak keberatan dengan pengelolaan itu," lanjut dia.

Status tanah itu, kata dia, menjadi alasan sulit diterbitkan perizinan legal terkait lokasi yang menjadi tujuan wisata itu.

Ia menjelaskan, Bukit Alas Bandawasa sebenarnya hanya perbukitan biasa yang di sekitarnya banyak warung berdiri sehingga sering dimanfaatkan untuk nongkrong.

Namun, dengan pengaruh media sosial, keberadaan tempat ini mendadak menjadi populer dan diketahui oleh kalangan yang lebih luas.

"Cuma warung sebetulnya, warung-warung tempat nongkrong, kemudian ada kelompok yang sering adventure, meng-upload, dari mulut ke mulutlah tempat itu (bisa dikenal)," ujar Teguh.

Sejak sebelum Covid-19, tempat ini sering didatangi para pengunjung yang berkemah di sana.

Saat wabah virus corona merebak, segala kegiatan di Bukit Alas Bandawasa dihentikan.

Surat yang menyatakan keterangan tersebut dikeluarkan oleh Koordinator lokasi tertanggal 25 Maret 2020 dan diunggah di akun Instagram @bukit_alasbandawasabogor.

"Nah pemahaman masyarakat, mungkin waktu itu Bogor sudah tidak menerapkan PSBB, ternyata kan sampai tanggal 4 Juni masih PSBB. Jadi lebih ke ketidakpahaman masyarakat," tambah dia.

Oleh karena itu, kata Teguh, Satpol PP bersama TNI dan pemerintah setempat melakukan pembubaran secara persuasif dan meminta pengunjung untuk segera meninggalkan lokasi.

Berdasarkan keterangan Teguh, saat dibubarkan pada Minggu (31/5/2020), total pengunjung yang berkemah sekitar 100 orang.

Ada pula pengunjung yang tidak menginap dan hanya naik turun untuk berfoto.

Ia mengatakan, pengunjung yang datang ke sana berasal dari wilayah sekitar Bogor.

Saat disinggung mengapa pengunjung bisa masuk padahal kegiatan sudah dihentikan sejak Covid-19, Teguh mengatakan, hal itu karena tidak adanya pengelola yang berjaga di lokasi.

Saat ini, lokasi sudah ditutup menggunakan portal dan ada petugas yang disiagakan untuk memastikan Bukit Alas Bandawasa steril dari pengunjung.

"Kalau sekarang kami tutup portal, Pol PP bersama TNI-Polri menjaga di depan. Area kami kosongkan sesuai dengan protokol PSBB, membubarkan kumpulan, menjaga jarak," kata Teguh.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/02/101748865/foto-viral-ramainya-pengunjung-di-bukit-alas-bandawasa-ini-penjelasan

Terkini Lainnya

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Penonaktifan NIK Warga DKI Jakarta Berdampak Tak Bisa Gunakan BPJS Kesehatan, Bagaimana Solusinya?

Tren
Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Menakar Peluang Indonesia Menang atas Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024

Tren
3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan 'Vampire Facial'

3 Wanita Positif HIV Setelah Perawatan Kecantikan "Vampire Facial"

Tren
6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

6 Temuan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT

Tren
63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

63 Persen Wilayah Masuk Kemarau Mei-Agustus, BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Mengintai

Tren
El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

El Nino Berpotensi Digantikan La Nina, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

Tren
Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Analisis Gempa M 6,5 di Garut, BMKG: Bukan Megathrust

Tren
Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Makanan yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Bersama dengan Kafein

Tren
7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

7 Tanda Terlalu Lama Berlari dan Bisa Membahayakan Tubuh, Apa Saja?

Tren
Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 28-29 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

[POPULER TREN] Tanda Tubuh Kelebihan Gula | Kekuatan Timnas Uzbekistan

Tren
7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke