Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gedung Teater di Jerman Atur Ulang Bangku Penonton Sesuai Prinsip Jarak Aman

KOMPAS.com - Gedung teater terkemuka di Jerman akan memberlakukan penataan kursi penonton yang sesuai dengan protokol pembatasan jarak aman.

Posisi antar-bangku akan dibuat lebih berjarak sehingga penonton tidak perlu berdesakan.

Meski saat ini Jerman terus melonggarkan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus corona, kelompok pertunjukan di sebagian besar kota masih menunggu tanggal resmi kapan mereka dapat membuka kembali akses publik.

Melansir The Guardian, Jumat (29/5/2020), senat Berlin mengumumkan, acara bersifat kebudayaan akan kembali diizinkan untuk digelar di ruang terbuka mulai 2 Juni 2020.

Akan tetapi, gedung teater kemungkinan akan tetap ditutup sampai September 2020.

Gedung teater terkemuka seperti Berliner Ensemble di Ibu Kota Jerman, Berlin, telah melakukan persiapan yang memberikan gambaran sekilas tentang seperti apa bentuk pertunjukan sandiwara dengan menerapkan social distancing.

Pekan lalu, teater yang didirikan oleh Bertolt Brecht pada tahun 1949 ini telah mencopot 500 dari 700 kursi yang ada di auditorium utamanya.

Hal ini memungkinkan penonton untuk merasakan pengalaman menonton pertunjukan teater seraya tetap mematuhi peraturan jarak aman 1,5 meter yang ditetapkan pemerintah setempat.

"Kami bisa saja memblokir kursi atau hanya mengambil seluruh baris, tetapi hal itu akan membuat gedung terasa menyeramkan," kata Direktur Artistik Oliver Reese.

Sebagai gantinya, pengelola gedung teater mencoba menata bangku tempat duduk dengan 70 persen kursi diatur berpasangan.

"Kami ingin menciptakan pengalaman yang istimewa, yang akan melekat pada ingatan emosional orang," kata Reese.

Penonton bebas pergi ke toilet

Selain mengatur jarak antar tempat duduk penonton, pengelola juga meniadakan waktu jeda pertunjukan. Hal ini dilakukan untuk mencegah tumpukan antrean orang yang ingin pergi ke toilet.

Sebagai gantinya, penonton diizinkan untuk pergi ke toilet kapan pun mereka membutuhkan, bahkan saat pertunjukan masih berlangsung.

"Ini akan menjadi pengalaman baru, dengan ritual baru," kata Reese.

Kabar baiknya, meski daya tampung penonton berkurang karena pengaturan baru ini, namun harga tiket pertunjukan tidak akan naik karena telah disubsidi oleh negara.

"Jika kami menaikkan harga tiket, itu akan menjadi preseden buruk ke masyarakat di mana banyak orang berjuang untuk mata pencaharian mereka saat ini," kata Reese.

Meski demikian, kelompok pertunjukan swasta Berlin seperti teater pemuda Grips, yang hanya bisa mengisi 70 dari 360 kursi di bawah aturan baru ini, berharap bisa menekan kerugian mereka dengan skema subsidi dari senat pendidikan kota.

Tantangan bagi pelaku teater

Di Jerman, gedung teater merupakan salah satu bangunan pertama yang dipaksa untuk menutup pintu ketika penyebaran pandemi meningkat pada pertengahan Maret 2020.

Gedung teater dikhawatirkan menjadi tempat penyebaran virus karena adanya kerumunan orang yang berdesakan dalam ruang tertutup.

Di Berliner Ensemble, yang telah ditutup sejak 13 Maret 2020, akan ada jarak 3 meter antara tepi panggung dengan deretan penonton pertama.

Beberapa pintu menuju auditorium juga akan tetap dibuka untuk memungkinkan udara bersirkulasi.

Sementara itu, direktur artistik Thomas Ostermeier bersama timnya di Teater Schaubühne, barat Berlin, tengah mempertimbangkan untuk memasang pembatas dari plexiglass yang memungkinkan auditorium untuk diisi dengan 150 penonton, lebih banyak dari rencana awal yang hanya 50 penonton.

Menurut Ostermeier, menerapkan jarak sosial, baik di depan maupun di belakang panggung sama sulitnya.

Schaubühne yang terletak di Kurfürstendamm rencananya akan dibuka kembali pada Oktober 2020.

Selain karena pandemi, gedung ini juga baru selesai melakukan renovasi yang telah dijadwalkan sejak lama.

Pembukaan kembali akan dimulai dengan monolog oleh sutradara Swiss Milo Rau dan pertunjukan satu orang berjudul Peer Gynt karya Ibsen, yang akan menampilkan Lars Eidinger, penampil tetap Schaubühne.

Sementara itu, di Berliner Ensemble, drama baru yang dijadwalkan oleh sutradara Belgia Luk Perceval telah ditunda selama lebih dari setahun.

Hal ini karena drama tersebut membutuhkan terlalu banyak aktor di atas panggung pada saat yang sama.

Selain itu, produksi Macbeth karya Shakespeare harus dibatalkan karena melibatkan adegan ciuman antar-pemerannya.

Teater tidak bisa diganti live-streaming

Ostermeier menyebut bahwa tradisi teater Jerman yang mengikat aktor mereka ke dalam kelompok memberi keuntungan ekonomi tersendiri selama pandemi.

Berbeda dengan teater di Inggris yang harus terus membayar honor pemainnya karena telah terikat kontrak, meskipun pertunjukannya dibatalkan.

Di Jerman, teater dapat menempatkan aktor mereka pada skema cuti paruh waktu yang diatur oleh pemerintah setempat.

Setelah membaca biografi Shakespeare, Ostermeier optimis bahwa penonton akan kembali ketika teater membuka pintu mereka setelah liburan musim panas.

“Antara tahun 1603 dan 1610, London Globe (gedung pertunjukan) berulang kali ditutup selama berbulan-bulan karena wabah pes, namun periode itu adalah salah satu zaman keemasan teater," kata Ostermeier.

“Saya berharap bahwa teater akan selamat dari pandemi ini. Keinginan untuk memiliki pengalaman bersama, untuk tertawa bersama dan bernafas bersama, itu bukanlah sesuatu yang bisa Anda matikan atau ganti secara permanen dengan live streaming," kata Ostermeier.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/30/190300365/gedung-teater-di-jerman-atur-ulang-bangku-penonton-sesuai-prinsip-jarak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke