Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Masyarakat "Menggilai" Drama Korea?

KOMPAS.com - Saat pandemi "mampir" di Indonesia, sejumlah masyarakat memilih untuk berdiam diri di rumah atau mengarantina diri agar tidak terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang saat ini mendunia.

Penyebaran virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut menimbulkan penyakit bernama Covid-19 yang dapat ditularkan melalui droplet atau tetesan liur dari penderita yang positif virus corona.

Selama berdiam di rumah dan masa karantina, banyak anggota masyarakat yang menghabiskan waktunya dengan menonton film.

Drama korea menjadi salah satu alternatifnya. Terlebih lagi, saat ini demam miniseri mulai dari Crash Landing On You, The World of The Married, Hospital Playlist, hingga Reply 1988 tengah ramai di media sosial.

Dalam serial tersebut, tiap season terdiri dari 12-20 episode dengan durasi yang bervariasi. Ada yang 30 menit, bahkan hampir 90 menit per episodenya.

Meski begitu, tidak sedikit masyarakat yang rela "maraton drakor" atau menonton drama Korea dalam banyak episode sekaligus.

Fenomena ini pun diungkapkan oleh pengguna Twitter.

"AKHIRNYA BISA MARATHON DRAKOR 20 EPISODEEEEEEE," tulis akun @Cantikanra dalam twitnya, Kamis (28/5/2020).

Lantas, mengapa begitu banyak masyarakat Indonesia yang menggilai drama Korea?

Pengamat film Yan Wijaya mengatakan, ada perbedaan yang menarik antara drama Indonesia dan drama Korea.

Yan menjelaskan, drama di Indonesia umumnya dilakukan dengan striping atau episode yang tayang setiap harinya.

Menurut dia, akting striping inilah yang cenderung terdapat banyak kesalahan.

"Untuk drama Korea paling satu season terdiri dari 26 episode. Di Indonesia, drama bisa ratusan episode. Ada drama Tukang Bubur Naik Haji dan Dunia Terbalik itu udah 3.000 episode lebih dan sangat membosankan," ujar Yan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).

"Lagi pula kalau dengan episode striping itu sangat menjemukan, ceritanya enggak jelas, dan ceritanya pasti salah," lanjut dia.

Selain hal di atas, strategi drama Korea dengan penayangan periodik membuat penonton penasaran dan rela menunggu munculnya drama yang mereka sukai itu.

Terkait hal ini, Yan menjelaskan bahwa Indonesia sempat mengalami penayangan episode drama per minggu, tetapi saat ini telah dirusak dengan kehadiran striping.

"Dulu kalau kita lihat di Meksiko, Maria Mercedes itu di sana ditayangkannya seminggu sekali. Namun, ketika udah selesai, Indonesia misalnya membeli utuh sebanyak 26 episode, lalu ditayangkan tiap hari selama sebulan penuh dan berisiko merusak dari segi artistik dan pembuatannya maupun skenario," ujar Yan.

Oleh karena itu, terlihat perbedaan terkait penayangan drama atau series dalam dunia perfilman.

Kendati begitu, Yan mengungkapkan, saat ini sineas di Indonesia berupaya memperbaiki dengan web series yang tidak berdurasi panjang.

Hal ini dipilih dengan mempertimbangkan puluhan episode sekaligus yang ketika dirilis menjadi tidak masuk akal.

Kekuatan skenario

Terkait kecintaan atau kegemaran masyarakat Indonesia terhadap drama Korea, Yan menyimpulkan bahwa drama Korea memiliki skenario apik, emosional, dan pemeran dengan akting yang sangat baik.

"Kalau sejujurnya, kita ketinggalan dengan aktingnya. Sebab, aktris dan aktor Indonesia akan habis energi jika dipaksa bermain striping, mana bisa dia memperbaiki aktingnya," katanya lagi.

Kemampuan aktor atau aktris akan dikuras habis karena dipaksa shooting dan yang pasti sangat melelahkan.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/30/163700165/mengapa-masyarakat-menggilai-drama-korea

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke