Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Ibu Hamil yang Terinfeksi Bisa Tularkan Virus Corona ke Janinnya?

Selain itu, lebih dari 60.000 kasus terkonfirmasi positif terjangkit virus corona, yang disebut COVID-19, dengan mayoritas ditemukan di daratan China.

Kekhawatiran terus membesar akan dampak penyebaran dan penularan virus ini.

Salah satunya, banyak yang bertanya, apakah ibu hamil yang terinfeksi bisa menularkan virus corona kepada janin yang dikandungnya?

Dilansir dari livescience, sebuah studi terbaru menunjukkan virus corona mungkin tidak menular selama kehamilan.

Namun, penelitian tersebut masih dalam lingkup kecil dan hanya melibatkan wanita hamil pada trisemester ketiga yang melahirkan melalui operasi caesar.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi temuan tersebut dan untuk melihat apakah berlaku bagi wanita hamil lainnya, seperti kehamilan trisemester pertama dan kedua.

"Kita harus terus memberikan perhatian khusus pada bayi baru lahir yang lahir dari ibu dengan COVID-19," kata seorang profesor di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, Profesor Yuanzhen Zhang.

Diberitakan jurnal The Lancet, Rabu (12/2/2020), informasi mengenai seorang bayi di China yang dinyatakan positif terjangkit corona setelah 36 jam dilahirkan, belum diketahui secara jelas apakah ada penularan di dalam rahim.

Zhang mengatakan, bisa saja bayi tersebut tertular setelah lahir karena ada kontak dekat dengan orang terinfeksi.

Beberapa infeksi dapat menular dari ibu ke anak selama kehamilan, meskipun belum diketahui dengan pasti mengenai hal ini.

Patogen dapat menular ke anak melalui plasenta selama kehamilan atau melalui kontak dengan cairan tubuh selama persalinan.

Misalnya, seorang wanita hamil pengidap HIV, bayi yang baru lahir dapat terinfeksi melalui darah yang masuk ke plasenta selama kontraksi persalinan atau melalui kontak darah saat proses persalinan.

Dikutip dari The Guardian, adabeberapa virus yang dapat ditularkan dari ibu ke anak melalui plasenta selama kehamilan disebut penularan vertikal.

Penularan ini memang terjadi pada rubella atau campak Jerman dan beberapa kasus di HIV. Namun, untuk penyakit pernapasan seperti virus corona masih jarang terjadi.

Profesor kedokteran di University of East Anglia, Paul Hunter mengatakan, saat wanita hamil melahirkan secara normal, bayi dapat terpapar mikroba yang ada di dalam tubuh sang ibu.

"Sejauh yang saya ketahui saat ini tidak ada bukti bahwa coronavirus baru dapat ditularkan di dalam rahim," kata Profesor Paul.

Meski demikian, jika ada bayi terinfeksi corona virus beberapa hari setelah lahir, ia belum dapat memastikan apakah bayi dapat terinfeksi di dalam rahim atau selama kehamilan.

Hunter menambahkan, satu penelitian menunjukkan bahwa virus corona (yang meliputi MERS dan SARS) lebih mungkin meningkatkan risiko keguguran daripada ditularkan di dalam rahim.

Studi terbaru

Sebuah studi baru, para peneliti menganalisis informasi dari 9 wanita yang mempunyai riwayat epidemiologis terhadap COVID-19.

Kehamilan berada di usia 36-39 minggu dan ibu hamil tersebut tengah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Zhongnan, Wuhan.

Saat wanita melahirkan melalui operasi caesar, dokter mengumpulkan sampel cairan ketuban, darah tali pusat, ASI, dan sampel dari tenggorokan bayi yang baru lahir.

Semua sampel tersebut diambil di ruang operasi pada saat kehamilan sehingga mereka akan mewakili kondisi di dalam rahim.

Tak ada wanita yang mengalami pneunomia parah akibat infeksi dan semua bayi yang baru lahir dalam kondisi selamat.

Apalagi, tidak ada sampel dari cairan kebutan, darah tali pusat, ASI setelah laktasi pertama, atau usap tenggorokan yang positif terkena virus.

"Temuan dari kelompok kecil kasus ini menunjukkan bahwa saat ini tidak ada bukti untuk infeksi intrauterin. Pada wanita yang mengembangkan COVID-19 pada akhir kehamilan," ujar peneliti tersebut.

Ia mengungkapkan, masih perlu dilakukan penelitian lebih jauh terhadap wanita hamil di berbagai tahap kehamilan selain yang telah dilakukan dalam penelitian ini.

Studi lanjutan terhadap wanita hamil dengan infeksi virus corona dan neonatus diperlukan untuk memastikan keamanan dan kesehatan ibu dan bayinya.

Dikutip dari The Lancet, jenis pneunomia yang disebabkan virus corona Wuhan atau COVID-19 merupakan penyakit yang sangat menular.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan bahwa wabah ini menjadi darurat kesehatan global.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/13/120857565/apakah-ibu-hamil-yang-terinfeksi-bisa-tularkan-virus-corona-ke-janinnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke