Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Peristiwa Trending dalam Pencarian Google Indonesia pada 2019

Beberapa hari lalu, Google Indonesia merilis data Year in Search 2019, salah satunya terkait peristiwa nasional yang trending dalam pencarian Google Indonesia.

Dalam daftar Top 5 trending penelusuran, di antaranya keramaian soal Audrey Yu Jia Hui, sidang MK terkait sengketa pemilihan presiden, dan cacar monyet.

Mengingat kembali sejumlah peristiwa itu, berikut ulasannya yang dirangkum dari pemberitaan Kompas.com. 

Informasi yang menyebar di media sosial menyebutkan, Audrey disebut pernah bekerja di Badan Antariksa Amerika (NASA) dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalam konferensi Tingkat Tinggi (KTT G-20) di Jepang pada 28-29 Juni 2019.

Informasi ini diunggah salah satu akun anonim di media sosial Twitter dan mendapatkan respons dari warganet.

Sebagian besar memuji dan mengagumi kehebatan sosok Audrey.

Namun, berbagai informasi mengenai Audrey tersebut telah dibantah oleh pihak keluarga melalui Bentang Pustaka, penerbit dua buku Audrey.

Ada informasi yang benar, ada pula yang tidak.

"Bapak Audrey, Budi Loekito menelepon saya, 'Enggak mbak, ini kami juga minta tolong untuk
diklarifikasi'" kata editor buku Audrey dari Penerbit Bentang Pustaka, Nurjannah, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 9 Juli 2019.

Terkait pertemuan antara Jokowi dan Audrey di KTT G-20, pihak Istana membantah informasi tersebut.

"Tidak pernah ada pertemuan (Audrey Yu) dengan Presiden," ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga menyampaikan tidak pernah ada pertemuan Presiden dengan Audrey Yu di KTT G-20.

"Sepanjang pengetahuan saya, waktu Presiden sangat terbatas selama G-20 dan penuh dengan acara resmi G-20," ujar Menlu Retno.

Baca berita mengenai Audrey berikut ini:

Viral soal Audrey Yu Jia Hui, Ini Klarifikasi Lengkapnya

Hoaks, Audrey Yu Pernah Bekerja di NASA dan Bertemu Presiden Jokowi di KTT G20

Hoaks dan Fakta soal Audrey Yu Jia Hui yang Diketahui hingga Saat Ini

Penyakit ini disebut dibawa oleh warga negara Nigeria berusia 38 tahun yang datang ke Singapura pada 28 April 2019 dan terbukti positif mengidap cacar pada 8 Mei 2019.

Cacar monyet merupakan penyakit langka yang disebabkan oleh virus, dan ditularkan pada manusia melalui hewan, terutama di kawasan Afrika Tengah dan Barat.

Umumnya penularan diakibatkan oleh kontak dengan hewan terinfeksi, seperti tikus atau hewan pengerat lain.

Secara umum, gejala penyakit cacar monyet antara lain termasuk demam, nyeri, pembengkakan nodus limfa, dan ruam pada kulit.

Penyakit ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia atau bahkan kematian.

Sebelum menunjukkan gejalanya, cacar monyet biasanya diawali dengan periode inkubasi selama 6-16 hari.

Kehebohan ini pun dimanfaatkan oleh pihak yang bertanggung jawab untuk menyebarkan hoaks dengan narasi bahwa virus cacar monyet telah menyebar ke wilayah Batam, Kepulauan Riau.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sigahantono pun membantah informasi tersebut.

"(Informasi) itu hoaks. Sampai saat ini belum ditemukan kasus," kata Anung, dikutip dari
pemberitaan Kompas.com (20/5/2019).

3. Sidang MK

Sidang MK juga menjadi salah satu peristiwa nasional yang paling banyak dicari di tahun 2019 ini.

Sidang MK yang dimaksud adalah sidang sengketa pemilu yang diajukan oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dalam putusan akhir, Mahmakah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan yang diajukan oleh pemohon.

"Dalam pokok permohonan, menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua MK Anwar Usman, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (27/6/2019).

Dalam pertimbangannya, MK menyebut bahwa dalil yang disampaikan oleh pemohon tidak beralasan menurut hukum.

Dengan hasil itu, maka pemenang pemilu presiden dan wakil presiden adalah pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.

4. Tangkuban Perahu

Erupsi Gunung Tangkuban Perahu, Jawa Barat yang terjadi pada 26 Juli 2019 banyak dicari warganet.

Letusan gunung secara tiba-tiba itu membuat panik semua warga di sekitar lokasi, seperti dalam beberapa video yang beredar di media sosial.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani mengatakan, kolom abu teramati kurang lebih 200 meter di atas puncak atau sekitar 2.284 meter di atas permukaan laut.

Menurutnya, kolom abu yang teramati berwarna kelabu, dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 milimeter dan durasi lebih kurang 5 menit 30 detik," ujar Kasbani, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (26/7/2019).

Semua pengunjung pun tidak diperbolehkan menginap di dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di komplek Gunung Tangkuban Perahu.

Meski demikian, letusan itu tidak mengganggu penerbangan di Bandung dan tetap beroperasi dengan aman.

Akibat pemadaman itu, aktivitas di ibu kota pun lumpuh total.

Peristiwa ini pun mendapat respon langsung dari Presiden Joko Widodo yang sempat mendatangi kantor PLN untuk meminta penjelasan.

Sebagai bentuk ganti rugi, PLN menyediakan kompensasi bagi warga yang terdampak.

Kompensasi yang diberikan sesuai dengan deklarasi Tingkat Mutu Pelayanan (TMP), dengan indikator Lama Gangguan sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2017.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengungkapan, PLN menyediakan dana Rp 865 miliar sesuai dengan hitungan yang telah ditetapkan.

"Manajemen tidak akan melakukan pemotongan yang berkaitan dengan kompensasi kepada pelanggan," kata Inten, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (9/8/2019).

Sumber: Kompas.com (Retia Kartika Dewi/Shierine Wangsa Wibawa/Julio Subagio/Mela Arnani/Yoga Sukmana/Fikra Nurul Ulya/Dandi Ramdhani/Ihsanuddin, Editor: Shierine Wangsa Wibawa/Bayu Galih/Sakinah Rakhma Diah Setiawan/Erlangga Djumena/Abba Gabrillin/Sandro Gatra).

https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/15/130045965/5-peristiwa-trending-dalam-pencarian-google-indonesia-pada-2019

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke