Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pangkas Eselon III dan IV, Jokowi Diingatkan Tak Tergesa-gesa Ganti dengan AI

Tugas-tugas asministratif yang diemban oleh pemangku jabatan-jabatan tersebut akan digantikan oleh kecerdasan buatan (AI).

Dosen Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Gabriel Lele mengatakan, AI mensyaratkan tiga hal secara teoritis.

Ketiga syarat itu adalah adanya kebijakan makro yang membingkai, sarana prasarana, dan sumber daya manusia (SDM) yang mendukung.

"Nah tiga syarat ini indonesia secara internasional termasuk yang paling rendah," kata Gabriel kepada Kompas.com, Jumat (29/11/2019).

Dengan kondisi itu, Gabriel mengatakan, penggantian eselon dengan AI tidak bisa diberlakukan secara serentak.

Oleh karena itu, pemerintah harus memetakan urusan atau lembaga yang bisa langsung menerapkan AI dan yang tidak bisa menerapkannya.

"Itu harus ada pemetaannya. Jangan sampai tergesa-gesa dan pada akhirnya malah berantakan," papar Gabriel.

Selain itu, ia menilai, artificial intelligence culture juga tidak kalah pentingnya.

Menurut Gabriel, orang-orang tertentu seperti generasi milenial memang sangat suka dengan AI. Mereka tidak mau berhadapan dengan orang.

"Urusan apa pun mereka selesaikan dengan teknologi. Tapi kan ada generasi yang ketika mau menyelenggarakan urusan apa pun, ia harus bertemu dengan orang," ujar Gabriel.

"Jadi AI itu bisa menghilangkan wajah manusiawi dari pelayanan, sehingga pertanyaan dasarnya adalah, apa kita mau setiap saat berkomunikasi dengan mesin? Itu tantangan yang paling berat," lanjut dia.

Gabriel mengatakan, di Australia, yang sudah menerapkan sistem seperti ini, saat ini mulai ada perlawanan terkait penggunaan AI di sejumlah layanan publik.

Ketika berurusan dengan birokrasi, banyak warga Australia tidak mau hanya berurusan dengan mesin.

"Mereka mau harus ada orang yang menyapa, memberi senyum, melayani ketimbang harus berhadapan robot," kata Gabriel.

Menurut Gabriel, penggantian eselon dengan AI harus dikalkulasi dengan matang. Ia menyarankan agar dilakukan secara bertahap.

"Disiapkan pelan-pelan untuk memasuki perubahan yang dramatis. Tidak ada satu manusia pun yang suka dengan perubahan drastis. Itu rumus yang sangat umum. Perubahan pasti terjadi, pilihannya adalah melakukan revolusi apa evolusi," papar Gabriel.

Bagi Gabriel, kebijakan itu tepat untuk menyelesaikan urusan-urusan yang sederhana.

Akan tetapi, tidak tepat untuk urusan yang kompleks.

"Yang mensyaratkan lapis-lapis pengambilan keputusan untuk memastikan prinsip prudence, kehati-hatian, kecermatan. Harus dipetakan dulu," kata dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/29/191800265/pangkas-eselon-iii-dan-iv-jokowi-diingatkan-tak-tergesa-gesa-ganti-dengan

Terkini Lainnya

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Ramai soal Sesar Sumatera Disebut Picu Tsunami pada 2024, BMKG: Hoaks

Tren
Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Warganet Keluhkan Sering Sakit Usai Vaksin AstraZeneca, Epidemiolog: Vaksin Tak Bikin Rentan Sakit

Tren
Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Aturan Batas Usia Masuk TK, SD, SMP, SMA di PPDB 2024, Simak Syaratnya

Tren
Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Membedah Kekuatan Guinea U23, Lawan Indonesia di Perebutan Tiket Terakhir ke Olimpiade Paris

Tren
Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Pria 28 Tahun Ditangkap karena Merampok Rp 60 Juta Menggunakan Gunting

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke