Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Bipolar, Kenali Gejala hingga Diagnosisnya

KOMPAS.com – Bipolar merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa. Ia menyebabkan seseorang mengalami perubahan ekstreem pada mood, energi, aktivitas, dan kemampuannya melakukan kegiatan sehari-hari.

Melansir dari Mayo Clinic, perubahan suasana ini mencakup emosi tertinggi (sangat senang yang disebut fase manik atau hipomanik yang lebih ringan) dan terendah (sangat murunga tau depresi).

Salah satu figure public yang mengalami kondisi ini adalah artis peran Marshanda.

Saat dinyatakan dokter menderita bipolar, Marshanda bahkan mengaku butuh waktu 3 tahun untuk menerima kenyataan bahwa dirinya memiliki gangguan bipolar.

"Pada tahun 2009 saya divonis memiliki gangguan bipolar, dan kenyataan itu sangat sulit saya terima begitu saja, karena sepertinya merasa tidak memiliki masalah," kata Marshanda kepada Kompas.com, Kamis (29/3/2018).

Namun pada akhirnya Chaca, sapaan akrab Marshanda menyadari, ketika ia menolak kenyataan , maka itu menjadi hambatan baginya untuk bangkit dan melanjutkan hidup.

Bipolar bisa menyerang siapapun. Di luar negeri, beberapa tokoh terkenal juga dilaporkan pernah menderita bipolar.

Salah satunya adalah penyanyi kenamaan Demi Lovato. Penyanyi muda tersebut tak pernah malu dengan kisah bipolarnya.

Kini dirinya justru aktif menjadi penyintas yang ikut mengkampanyekan kegiatan Be Vocal: Speak Up for Mental Health.

Selain Lovato, aktor Mel Gibson juga mengakui bahwa dirinya memiliki gangguan bipolar.
Emosi Mel Gibson, selama ini memang dikenal naik turun.

"Saya benar-benar punya (emosi dan mood) sangat tinggi, tapi kadang sangat rendah, saya menemukan bahwa saya mengalami manik depresif (nama lain gangguan bipolar)," kata Mel Gibson kepada Huffington Post pada 2010,

Tokoh lain adalah Kurt Cobain yang merupakan salah satu legenda rock dunia dan pendiri Band Nirvana. Cobain pernah didiagnosis mengalami gangguan kurang perhatian (ADD), serta ia juga didiagnosis mengalami ganguan bipolar.

Sayangnya, Cobain tak mendapat perawatan yang tepat hingga akhirnya pada usia 27 ia mengakhiri hidupnya sendiri.

Kasus yang dialami para publik figur tersebut menyadarkan pentingnya kita mengenal kesehatan mental diri kita. Salah satunya mengenali berbagai hal terkait gangguan mental bipolar.

Gejala bipolar

Terdapat dua fase yang dialami oleh mereka yang mengalami bipolar, yaitu manik (dan hipomanik) serta depresi.

Adapun geja pada gejala manik dan hipomanik adalah:

Selain episode manik, juga terdapat episode depresi, adapun gejalanya adalah:

  • Suasana hati yang buruk
  • Mudah merasa tertekan, sedih, hampa, dan putus asa
  • Kehilangan minat atau kesenangan pada sesuatu atau banyak hal
  • Penurunan berat badan secara signifikan
  • Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit
  • Tidur terlalu banyak atau terlalu sedikit
  • Gelisah tapi tak bisa melakukan banyak hal
  • Mudah lelah dan kehilangan energi sehingga malas beraktivitas
  • Merasa tidak berharga atau rasa bersalah berlebihan
  • Sulit berkonsentrasi atau berpikir tenang
  • Beberapa kasus, orang merencanakan bunuh diri Sering lupa terhadap banyak hal

Penyebab Bipolar

Penyebab pasti dari gangguan bipolar tidak diketahui pasti.

Melansir dari Kompas.com (30/03/2018) para ilmuwan sepakat bahwa gejala tunggal dari penyakit ini tidak ada.

Sehingga menurut mereka terdapat beberapa faktor yang mungkin terlibat menyebabkan kondisi ini.

Berikut ini beberapa faktor risiko yang menyebabkan bipolar mengutip dari National Institute of Mental Health (NIMH):

1. Struktur dan fungsi otak

Beberapa ahli percaya bahwa gangguan bipolar disebabkan oleh gangguan pada sirkuit otak tertentu.

Selain itu, fungsi zat kimia otak yang disebut neurotransmitter juga mempengaruhi kondisi ini.

2. Genetik

Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gen tertentu lebih mungkin mengembangkan gangguan bipolar.

Menariknya, pada kasus bipolar pada kembar identik, bipolar tidak selalu terjadi pada kedua bayi, namun bisa hanya salah satu.

Padahal, bayi kembar identik berbagi semua gen yang sama.

Melansir dari Science, penelitian juga mengungkap adanya kesamaan pola ekspresi gen di otak individu antara penderita autis, bipolar dan skizofrenia

3. Lingkungan dan gaya hidup

Penelitian juga menunjukkan bahwa kondisi bipolar berkaitan pula dengan lingkungan dan gaya hidup.

Peneliti menemukan anak-anak dengan orang tua bipolar seringkali dikelilingi oleh suasana stres kondisi lingkungan yang signifikan.

Hal ini dimungkinkan terkait dengan perubahan suasana hati pada orang tua mereka.

Walaupun tak selalu anak-anak berpotensi memiliki kondisi bipolar, namun anak-anak tersebut bisa mengembangkan gangguan mental lain, misalnya ADHD, depresi berat, skizofrenia atau penyalahgunaan narkoba.

Diagnosis

Untuk menentukan apakah seseorang benar mengalami ganguan bipolar bisa dilakukan serangkaian tes yang dilakukan mulai dari dokter hingga psikiater.

Dari dokter biasanya akan dilaksanakan tes fisik berupa tes laboratorium untuk mengidentifikasi masalah medis.

Sementara psikiater biasanya akan menilai apakah seseorang mengalami bipolar melalui kuisioner psikologi dan penilaian pribadi kepada pasien.

Selain itu, orang terdekat juga akan dimintai informasi tentang pasien.

Selanjutnya pasien mungkin akan diminta menulis catatan harian tentang suasana hati, pola tidur atau factor lain yang membantu diagnosis.

Selanjutnya, hasil tes pasien akan dibandingkan dengan kriteria gangguan bipolar yang ada.

Sumber: Kompas.com / (Resa Eka Ayu Sartika,Shierine Wangsa Wibawa,
Shela Kusumaningtyas,Michael Hangga Wismabrata)

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/28/173300765/ramai-soal-bipolar-kenali-gejala-hingga-diagnosisnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke