Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Penyakit Autoimun?

Penyakit ini pun menjadi ramai diperbincangkan. Apa itu penyakit autoimun?

Autoimun adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh diserang oleh tubuh.

Ketika tubuh merasakan bahaya dari virus atau infeksi, sistem imun menghalau dan menyerangnya. Kondisi ini disebut sebagai respons imun.

Terkadang, sel-sel dan jaringan yang sehat juga tertangkap dalam respons ini sehingga menyebabkan penyakit autoimun.

Melansir dari laman resmi John Hopkins Medicine, kondisi seperti di atas menyebabkan terjadinya radang sendi, sebuah jenis autoimun yang menyerang sendi.

Selain itu, yang umum dialami adalah, setelah radang tenggorokan, orang mengalami psoriasis, sebuah kondisi autoimun yang menyebabkan bercak kulit yang tebal dan bersisik.

Jenis autoimun lainnya bisa datang dari tubuh yang mencoba menyerang sel-sel kanker secara spesifik.

Orbai points hingga sleroderma adalah penyakit yang menyebabkan penebalan kulit dan jaringan ikat.

Penyebab autoimun

Melansir BetterHealth Channel dari Victoria State Government, penyebab autoimun belum diketahui dengan pasti.

Akan tetapi, ada faktor-faktor risiko yang bisa diketahui, di antaranya:

  • Faktor genetik
    Kecenderungan gangguan autoimun biasanya terjadi di dalam keluarga. Namun, autoimun yang terjadi pada setiap anggota keluarga dapat berbeda.

    Misalnya, satu anggota keluarga mungkin menderita diabetes, sedangkan yang lain menderita radang sendi.

    Jadi, kerawananan genetik saja tidak cukup untuk memicu sebuah reaksi autoimun. Ada faktor-faktor lain yang turut berkontribusi.

  • Faktor lingkungan
    Potensi sebuah keluarga untuk mengalami gangguan autoimun mungkin berkaitan dengan faktor-faktor lingkungan yang bekerja sama dengan faktor genetik.

  • Jenis kelamin
    Penderita autoimun lebih banyak diderita perempuan, yaitu sekitar 3/4 dari total penderita autoimun.

  • Hormon
    Gangguan autoimun cenderung menyerang selama tahun-tahun melahirkan anak.

    Beberapa kelainan dinilai berpengaruh, baik untuk memperbaiki ataupun memperburuk, akibat perubahan hormon seperti kehamilan, kelahiran anak, dan menopause.

  • Infeksi
    Beberapa kelainan dipicu atau diperburuk akibat infeksi tertentu.

Gejala autoimun

Gejala-gejala awal dari autoimun cenderung serupa, di antaranya yaitu:

  • Kelelahan
  • Nyeri otot
  • Pembengkakan dan kemerahan
  • Demam rendah
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Mati rasa dan rasa geli pada tangan dan kaki
  • Rontok
  • Ruam kulit

Gejala-gejala di atas dapat datang dan pergi.

Diagnosa terhadap penyakit autoimun cenderung sulit dilakukan, terutama pada tahap-tahap awal.

Metode diagnosa yang biasanya dilakukan, meliputi:

  • Pemeriksaan fisik
  • Catatan medis
  • Tes darah, termasuk untuk mendeteksi antibodi
  • Biopsi
  • Sinar X

Masing-masing individu mungkin mengharuskan perawatan yang berbeda-beda. Sebab, gejala-gejala yang terjadi juga dapat bersifat unik satu sama lainnya.

Secara umum, kelainan autoimun tidak dapat disembuhkan, tetapi kondisinya dapat dikontrol pada beberapa kasus.

Perawatan-perawatan yang dapat dilakukan antara lain adalah:

  • Obat anti inflamasi, untuk menurunkan inflamasi dan rasa sakit
  • Kortikosteroid, untuk meredakan inflamasi. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati flare akut
  • Obat pembunuh rasa sakit seperti parasetamol dan kodein
  • Obat imunosupresan, untuk menghalangi aktivitas sistem imun
  • Terapi fisik, untuk mendorong mobilitas
  • Operasi. Misalnya, untuk mengobati penyumbatan usus pada kasus penyakit Chron
  • Doses tinggi imunosupresan. Penggunaan obat penekan sistem imun (dosis yang dibutuhkan untuk mengobati kanker atau mencegah penolakan organ transplantasi) telah dicoba baru-baru ini, dengan hasil yang menjanjikan.

Jika intervensi dilakukan lebih awal, probabilitas penyembuhan pun dapat meningkat.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/14/120700865/apa-itu-penyakit-autoimun-

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke