Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Mengenang Rapat Raksasa di Lapangan Ikada...

Mereka yang berkumpul di Lapangan Ikada memiliki satu tekad bulat, yaitu mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru berumur satu bulan.

Mantan Wakil Presiden Indonesia, Adam Malik, dikutip dari Harian Kompas, 21 September 1979, menganggap rapat raksasa itu sebagai genderang perang melawan tentara Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan.

Hal itu bukan tanpa alasan.

Rapat tersebut mampu membakar semangat rakyat Indonesia, sehingga perang melawan Belanda pun tak terhindarkan di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Peristiwa 10 November di Surabaya.

Latar belakang

Dikutip dari Harian Kompas, 20 September 1996, pada hari itu, Lapangan Ikada bak lautan manusia, dengan balutan warna-warni merah putih.

Sebanyak 300.000 orang berkumpul di lapangan itu. Sebagai perbandingan, jumlah penduduk Jakarta waktu sekitar 400.000 jiwa.

Rapat tersebut diinisiasi oleh para pemuda yang cemas dan khawatir ketika tentara Sekutu akan membentuk markas besar di Jakarta.

Tak hanya itu, para pemuda ini juga marah ketika mengetahui kapal berbendera Sekutu akan berlabuh di Tanjung Priok.

Soebagijo Ilham Notodidjojjo dalam Harian Kompas, 17 September 1976, menyebutkan, tak ada perubahan yang terjadi setelah sebulan sejak Proklamasi Kemerdekaan RI.

Berkumpulnya ratusan ribu orang itu berkat kabar yang beredar dari mulut ke mulut.

Awalnya, rapat direncanakan pada 17 September 1945, tepat satu bulan setelah kemerdekaan.

Akan tetapi, karena adanya ancaman dari tentara Jepang dan Sekutu, rapat raksasa di Lapangan Ikada pun akhirnya diundur menjadi 19 September 1945.

Meski larangan mengadakan rapat raksasa telah dikeluarkan oleh tentara Jepang, namun rakyat tetap membanjiri Lapangan Ikada dengan penuh semangat.

Mereka berasal dari berbagai wilayah Jakarta da sekitarnya, seperti Penjaringan, Tanjungpriok, Mangga Besar, Senen, Tanahabang dan Jatinegara. Bahkan banyak dari mereka yang berasal Bekasi, Bogor, Tangerang, dan Banten

Sebagian besar peserta datang menggunakan kereta api dan berhenti di Stasiun Gambir.

Mereka datang dengan membawa poster-poster dan bendera merah putih.

Tentara Jepang pun melakukan penjagaan ketat dengan senjata lengkap.

Suasana yang tegang dan mencekam itu tak mampu membuat rakyat gentar.

Mereka menunjukkan satu semangat yang sama kepada dunia, yaitu Bangsa Indonesia sudah merdeka dan berdaulat!

Sidang Kabinet

Di hari yang sama, Presiden Republik Indonesia Soekarno mengadakan sidang kabinet pertama dengan sejumlah anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Harian Kompas, 18 September 1976, menyebutkan, sidang tersebut berlangsung dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB tanpa jedah.

Selama tujuh jam berlangsung, sidang dipenuhi dengan ketegangan dan perbedaan pendapat.

Perbedaan pendapat tersebut berkisar pada setuju atau tidaknya pemerintah untuk mengadakan rapat raksasa di Ikada yang diinisiasi oleh para pemuda.

Dengan berbagai pertimbangan, Bung Karno pun memutuskan untuk menghadiri rapat raksasa itu.

"Saudara-saudara menteri, dengarkan keputusan saya. Saya akan pergi ke Lapangan Ikada untuk menenteramkan rakyat yang sudah berjam-jam menunggu. Saya tidak akan memaksa
Saudara-saudara untuk ikut saya. Siapa yang tidak mau, tinggal di rumah boleh, terserah kepada Saudara masing-masing," kata Bung Karno, dikutip dari Harian Kompas, 20 September 1996.

Setelah Bung Karno mengambil keputusan, sidang kabinet berakhir pada pukul 15.00 WIB.

Meski telah menunggu sejak pagi, rakyat Jakarta dan sekitarnya masih berkumpul di Lapangan Ikada.

Hal itu menjadi bukti betapa kuatnya tekad mereka untuk setia membela Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Rapat raksasa

Para pemuda seakan sudah mengetahui bahwa Bung Karno akan menyetujui rapat itu.

Mereka telah menyiapkan dua mobil untuk membawa tokoh-tokoh pemerintah menuju titik kumpul, yaitu Lapangan Ikada.

Rombongan pemerintah dikawal oleh sepeda motor yang dikendarai oleh Daan Jahja dan Subianto untuk membuka jalan.

Kehadiran rombongan pemerintah di Lapangan Ikada disambut meriah oleh seluruh peserta yang hadir.

Gegap gempita dan teriakan "merdeka" mulai bergemuruh ketika Bung Karno naik ke podium.

"Kita sudah memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Proklamasi ini tetap kami pertahankan, sepatah pun tidak kami cabut. Dalam pada itu, kami sudah menyusun suatu
rancangan. Tunduklah pada rancangan kami. Tenang, tenteram, tetapi tetap siap sedia menerima perintah yang kami berikan," pida Bung Karno, dikutip dari Harian Kompas
(18/9/1976).

Merespons ucapan itu, seruan "merdeka" dan "sanggup" menggelora dari seluruh rakyat yang hadir.

Meski hanya berlangsung sekitar lima menit, pidato Bung Karno itu seperti sengatan listrik yang mampu mengalirkan semangat juang ke seluruh penjuru negeri.

Pasca rapat itu, berbagai perlawanan dilakukan oleh para pemuda dan rakyat Indonesia untuk mengusir para penjajah.

Hari Bersejarah bagi Rakyat Jakarta

Rapat Raksasa di Lapangan Ikada pada 19 September 1945 untuk pertama kalinya diperingati sebagai Hari Bersejarah bagi Rakyat Jakarta pada tahun 1976.

Peringatan tersebut dilakukan di masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin, seperti diberitakan Harian Kompas, 20 September 1976.

Acara tersebut berlangsung di Balaikota dengan dihadiri oleh Bung Hatta.

Hingga saat ini, peingatan Rapat Raksasa Ikada menjadi agenda tahunan di Jakarta.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/19/061000265/hari-ini-dalam-sejarah--mengenang-rapat-raksasa-di-lapangan-ikada-

Terkini Lainnya

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke