Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Data Terkini Karhutla di Sumatera dan Kalimantan, Jumlah Titik Api hingga Sebaran Asap

KOMPAS.com - Sejumlah warganet mengeluhkan dengan adanya kabut asap yang muncul akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Pekanbaru, Riau dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Minggu (15/9/2019).

Berdasarkan aplikasi AirVisual, indeks kualitas udara (AQI) dan PM 2.5 mencapai angka 1.760 dengan kategori berbahaya.

Di media sosial Twitter, tanda pagar alias tagar #SaveKalimantan masuk dalam daftar trending hari ini.

Sejumlah warganet mengeluhkan kondisi asap yang semakin pekat di Kalimantan. Ada yang membagikan foto, ada pula yang membagikan video.

Kondisi kabut asap di Pekanbaru, Riau, dan sejumlah wilayah di Sumatera juga relatif sama.

Bagaimana data terkini kebakaran hutan dan lahan Indonesia saat ini?

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan data terbaru hingga pukul 16.00 WIB, baik di beberapa wilayah Sumatera maupun Kalimantan.

Di seluruh Indonesia, berdasarkan data BNPB, ada 2.862 titik panas.

Untuk wilayah Kalimantan Tengah memiliki titik api (hotspot) terbanyak, yakni 954 titik.

Kemudian, disusul Kalimantan Barat 527 titik api; Sumatera Selatan 366 titik api; Jambi 222 titik api; Kalimantan Selatan 119 titik api, dan Riau 59 titik api.

"Pada prinsipnya bencana merupakan urusan daerah. Pemerintah pusat sudah membantu semaksimal mungkin dengan mengerahkan 1.500 personel, 8 helikopter, hujan buatan juga disiapkan, dan lainnya," ujar Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Agus Wibowo saat dihubungi Kompas.com, Minggu sore.

Menurut Agus, pemerintah daerah juga telah mengerahkan segala sumber dayanya untuk mengatasi hal tersebut.

"Semua perlu bersinergi dan bekerja sama mulai dari gubernur, bupati, wali kota, camat, kades, lurah, dan semua tokoh masyarakat untuk memadamkan karhutla ini," ujar Agus.

Data BMKG

Berdasarkan data terakhir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdeteksi asap di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utaram Semenanjung Malaysia, Serawak Malaysia, dan Singapura.

Adapun arah angin di Sumatera dan Kalimantan pada umumnya dari Tenggara-Barat Daya ke Barat Laut-Timmur Laut.

Sementara itu, arah sebaran asap di Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, menyebar ke arah Barat Laut.

Adapun, sebaran asap di wilayah Kalimantan Timmur dan Kalimantan Utara menyebar ke arah Timur Laut.

Selain itu, terdeteksi adanya transboundary haze dari Sumatera ke Selat Malaka, Singapura, dan Semenanjung Malaysia, serta dari Kalimantan Utara ke Serawak Malaysia.

"Transboundary Haze adalah sebaran asap di daerah perbatasan," ujar prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulianto, saat dihubungi Kompas.com, Minggu sore.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/15/174554865/data-terkini-karhutla-di-sumatera-dan-kalimantan-jumlah-titik-api-hingga

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke