Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Sapardi Djoko Damono, Legenda Sastra Indonesia

Kompas.com - 13/05/2024, 10:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sejak masih duduk di bangku sekolah, karya-karya puisi Sapardi Djoko Damono sudah sering dimuat di majalah.

Ia juga menulis cerita pendek, menerjemahkan berbagai karya penulis asing, esai, dan sejumlah artikel di surat kabar.

Setelah selesai bersekolah dan merintis karier sebagai seorang akademisi, Sapardi berhasil membuktikan diri sebagai seorang cendekiawan di bidang sastra.

Perkembangan yang jelas tampak dalam puisi-puisi Sapardi, terutama dalam hal struktur formalnya.

Sapardi adalah seorang penyair yang orisinal dan kreatif, dengan percobaan-percobaan pembaruannya yang mengejutkan.

Baca juga: Biografi Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Pengarang Bumi Manusia

Abdul Hadi WM menyatakan bahwa karya-karya puisi Sapardi Djoko Damono memiliki kesamaan dengan sastra Barat, khususnya simbolisme yang muncul sejak akhir abad ke-19.

Berikut ini beberapa kumpulan sajak karya Sapardi.

  • Duka-Mu Abadi (1969)
  • Mata Pisau (1974)
  • Akuarium (1974)
  • Perahu Kertas (1983)
  • Sihir Hujan (1984)
  • Hujan Bulan Juni (1994)
  • Arloji (1998)
  • Ayat-Ayat Api (2000)
  • Mata Jendela (2000)
  • Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003)
  • Kolam (2009)

Pada 2001, terbit kumpulan cerpen Sapardi berjudul Pengarang Telah Mati.

Baca juga: 5 Tokoh Sastrawan Indonesia

Sebagai pengamat, kritikus, dan pakar sastra, Sapardi juga menulis beberapa buku, di antaranya:

  • Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978)
  • Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979)
  • Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999)
  • Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida (1999)
  • Sihir Rendra: Permainan Makna (1999)
  • Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan Awal

Penghargaan Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono menerima banyak penghargaan sepanjang kariernya di dunia sastra.

Pada 1963, ia dianugerahi Hadiah Majalah Basis atas karyanya berjudul "Ballada Matinya Seorang Pemberontak".

Selain itu, berikut ini beberapa penghargaan Sapardi Djoko Damono.

  • Cultural Award dari Australia (1978)
  • Anugerah Puisi-Puisi Putra II dari Malaysia untuk buku berjudul "Sihir Hujan" (1983)
  • Penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta atas karyanya "Perahu Kertas" (1984)
  • Mataram Award (1985)
  • SEA Write Award dari Thailand (1986)
  • Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (1990)
  • Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996)
  • The Achmad Bakrie Award for Literature (2003)
  • Khatulistiwa Award (2004)
  • Penghargaan dari Akademi Jakarta (2012)

Baca juga: Biografi Jalaluddin Rumi, Penyair Sufi Legendaris Persia

Sapardi meninggal di usia 80 tahun

Sapardi Djoko Damono meninggal di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, pada 19 Juli 2020.

Sastrawan besar Indonesia ini meninggal akibat penurunan fungsi organ, di usianya yang telah melewati 80 tahun.

Ia dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama Bogor, Jawa Barat.

Semasa hidup, Sapardi menikah dengan Wardiningsih dan dikaruinai dua anak, yakni Rasti Sunyandani dan Rizki Henriko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com