Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Sapardi Djoko Damono, Legenda Sastra Indonesia

Kompas.com - 13/05/2024, 10:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.comSapardi Djoko Damono adalah sosok yang dikenal sebagai penyair, sastrawan, dan guru besar bidang ilmu sastra.

Ia merupakan salah satu pujangga terkemuka di Indonesia, yang namanya tersohor di dalam maupun luar negeri.

Karya-karya bersarnya di dunia sastra memberikan kontribusi penting bagi perkembangan sastra modern Indonesia.

Siapakah sosok Sapardi Djoko Damono sebagai penyair Indonesia? Berikut ini biografi singkatnya.

Baca juga: Biografi Ajip Rosidi, Sastrawan dan Budayawan Serba Bisa

Riwayat Pendidikan Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono lahir pada 20 Maret 1940, dari pasangan Sadyoko dan Saparian.

Keluarga Sapardi Djoko Damono berasal dari Solo, Jawa Tengah.

Latar belakang keluarga Sapardi Djoko Damono begitu kental dengan budaya Jawa.

Melansir dpad.jogjaprov.go.id, ayah Sapardi adalah seorang abdi dalem di Keraton Kasunanan Surakarta, mengikuti jejak kakeknya.

Sapardi bahkan juga sedikit menguasai permainan wayang, karena kakeknya selain menjadi abdi dalem juga bekerja sebagai dalang.

Pendidikan formal Sapardi dimulai di Sekolah Rakyat (SR) Kraton "Kasatriyan" di Baluwarti, Solo, kemudian lanjut ke SMP Negeri II Solo.

Setelah menamatkan pendidikan di SMA II Margoyudan, Sapardi merantau untuk menempuh pendidikan di Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Antara 1970-1971, ia memperdalam pengetahuannya di bidang humaniora di University of Hawaii, Amerika Serikat.

Pada 1989, Sapardi meraih gelar doktor dalam Ilmu Susastra dari Universitas Indonesia dengan menulis disertasi berjudul "Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur".

Baca juga: Putu Wijaya, Sastrawan Serba Bisa

Perjalanan Karier

Sapardi Djoko Damono memulai kariernya sebagai dosen.

Berikut ini riwayat karier Sapardi di beberapa universitas di Indonesia.

  • Dosen dan Ketua Jurusan Bahasa Inggris di IKIP Malang Cabang Madiun (1964-1968),
  • Dosen di Fakultas Sastra-Budaya, Universitas Diponegoro (1968-1973).
  • Dosen di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Universitas Indonesia (1974)
  • Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (1979-1982)
  • Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (1982-1996)
  • Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (1996-1999)
  • Ketua Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI

Pada 1995, Sapardi Djoko Damono juga diangkat sebagai guru besar di Fakultas Sastra, Universitas Indonesia.

Hampir satu dekade kemudian, ketika sudah memasuki masa pensiun, Sapardi masih aktif sebagai promotor, konsultan, dan penguji di berbagai perguruan tinggi, termasuk sebagai konsultan Badan Bahasa.

Baca juga: Biografi Suardi Tasrif: Sastrawan dan Jurnalis Senior Awal Kemerdekaan

Selain karier sebagai akademisi, Sapardi aktif dalam berbagai organisasi dan tentunya berkarya sebagai seorang penyair.

Ia pernah menjabat Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia (1973-1980), anggota redaksi majalah sastra Horison (1973), Sekretaris Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin (sejak 1975), anggota Dewan Kesenian Jakarta (1977-1979), anggota redaksi majalah Pembinaan Bahasa Indonesia (1983), anggota Badan Pertimbangan Perbukuan Balai Pustaka (1987), Sekretaris Yayasan Lontar (1987), dan Ketua Pelaksana Pekan Apresiasi Sastra Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988).

Pada 1986, Sapardi memperjuangkan berdirinya organisasi profesi kesusastraan di Indonesia, di depan peserta Penataran Sastra Tahap I dan Tahap II Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa di Wisma Arga Mulya, Tugu, Bogor.

Dua tahun kemudian, Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI) yang dirintis dan diprakarsai Sapardi, resmi berdiri.

Sapardi Djoko Damono kemudian menjadi Ketua Umum HISKI Pusat selama tiga periode.

Baca juga: Biografi Mochtar Lubis, Wartawan dan Sastrawan Indonesia

Di samping itu, Sapardi juga menjadi anggota Himpunan Pembina Bahasa Indonesia (HPBI) dan Koninklijk Instituut vor Taal Land-en Volkenkunde (KITLV).

Sapardi juga kerap menghadiri berbagai pertemuan internasional. Pada 1971, ia mengikuti Translation Workshop dan Poetry International di Rotterdam, Belanda.

Pada 1978, ia turut serta dalam Seminar on Literature and Social Change in Asia, yang digelar di Australian National University, Canberra, dan menjadi penulis dalam Festival Seni di Adelaide.

Pada tahun yang sama, ia juga menghadiri Bienale International de Poesie di Knokke-Heusit, Belgia.

Sejak 1978, Sapardi menjabat Country Editor untuk majalah Tenggara Journal of Southeast Asian Literature, Kuala Lumpur.

Kemudian pada 1982, ia tercatat sebagai anggota penyusun Anthropology of Asean Literature, COCI, ASEAN.

Pada 1988, Sapardi menjadi panelis dalam diskusi dan anggota komite pendiri Asean Poetry Centre di Bharat Bhavan, Bhopal, India.

Baca juga: Biografi Taufiq Ismail, Penyair dan Sastrawan Indonesia

Kontribusi Sapardi bagi Sastra Indonesia

Peran Sapardi Djoko Damono sebagai seorang pujangga Indonesia terkemuka bagi dunia sastra Indonesia sangat besar.

Sejak masih duduk di bangku sekolah, karya-karya puisi Sapardi Djoko Damono sudah sering dimuat di majalah.

Ia juga menulis cerita pendek, menerjemahkan berbagai karya penulis asing, esai, dan sejumlah artikel di surat kabar.

Setelah selesai bersekolah dan merintis karier sebagai seorang akademisi, Sapardi berhasil membuktikan diri sebagai seorang cendekiawan di bidang sastra.

Perkembangan yang jelas tampak dalam puisi-puisi Sapardi, terutama dalam hal struktur formalnya.

Sapardi adalah seorang penyair yang orisinal dan kreatif, dengan percobaan-percobaan pembaruannya yang mengejutkan.

Baca juga: Biografi Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Pengarang Bumi Manusia

Abdul Hadi WM menyatakan bahwa karya-karya puisi Sapardi Djoko Damono memiliki kesamaan dengan sastra Barat, khususnya simbolisme yang muncul sejak akhir abad ke-19.

Berikut ini beberapa kumpulan sajak karya Sapardi.

  • Duka-Mu Abadi (1969)
  • Mata Pisau (1974)
  • Akuarium (1974)
  • Perahu Kertas (1983)
  • Sihir Hujan (1984)
  • Hujan Bulan Juni (1994)
  • Arloji (1998)
  • Ayat-Ayat Api (2000)
  • Mata Jendela (2000)
  • Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2003)
  • Kolam (2009)

Pada 2001, terbit kumpulan cerpen Sapardi berjudul Pengarang Telah Mati.

Baca juga: 5 Tokoh Sastrawan Indonesia

Sebagai pengamat, kritikus, dan pakar sastra, Sapardi juga menulis beberapa buku, di antaranya:

  • Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978)
  • Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979)
  • Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999)
  • Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida (1999)
  • Sihir Rendra: Permainan Makna (1999)
  • Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan: Sebuah Catatan Awal

Penghargaan Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono menerima banyak penghargaan sepanjang kariernya di dunia sastra.

Pada 1963, ia dianugerahi Hadiah Majalah Basis atas karyanya berjudul "Ballada Matinya Seorang Pemberontak".

Selain itu, berikut ini beberapa penghargaan Sapardi Djoko Damono.

  • Cultural Award dari Australia (1978)
  • Anugerah Puisi-Puisi Putra II dari Malaysia untuk buku berjudul "Sihir Hujan" (1983)
  • Penghargaan dari Dewan Kesenian Jakarta atas karyanya "Perahu Kertas" (1984)
  • Mataram Award (1985)
  • SEA Write Award dari Thailand (1986)
  • Anugerah Seni dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (1990)
  • Kalyana Kretya dari Menristek RI (1996)
  • The Achmad Bakrie Award for Literature (2003)
  • Khatulistiwa Award (2004)
  • Penghargaan dari Akademi Jakarta (2012)

Baca juga: Biografi Jalaluddin Rumi, Penyair Sufi Legendaris Persia

Sapardi meninggal di usia 80 tahun

Sapardi Djoko Damono meninggal di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, pada 19 Juli 2020.

Sastrawan besar Indonesia ini meninggal akibat penurunan fungsi organ, di usianya yang telah melewati 80 tahun.

Ia dimakamkan di Taman Pemakaman Giritama Bogor, Jawa Barat.

Semasa hidup, Sapardi menikah dengan Wardiningsih dan dikaruinai dua anak, yakni Rasti Sunyandani dan Rizki Henriko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com