Tembok beton inilah yang kemudian dikenal sebagai Tembok Berlin, dengan panjang total mencapai 87 mil atau sekitar 140 kilometer.
Setelah Tembok Berlin dibangun, baik warga Jerman Barat maupun Jerman Timur hanya bisa melewati perbatasan melalui pos pemeriksaan.
Apabila tidak ada keperluan khusus, orang-orang dari Berlin Timur dan Barat jarang diizinkan melintasi perbatasan.
Pada 1980-an, erosi kepercayaan mendorong rakyat Jerman Timur semakin lantang mendesak adanya kebebasan dan demokrasi.
Baca juga: Erich Honecker, Sosok Penting di Balik Tembok Berlin
Ketika rezim sosialis di Jerman Timur mengadakan perayaan 40 tahun pendirian Republik Demokratik Jerman Timur pada 7 Oktober 1989, rakyat yang sudah kehilangan kepercayaan dan menolak penindasan, melancarkan aksi protes damai.
Pada 9 November 1989 malam, pemimpin Jerman Timur, Gunter Schabowski, menyampaikan akan ada reformasi, di mana rakyatnya akan bebas melintasi perbatasan.
Rakyat Jerman Timur mengartikan perkataan Gunter Schabowski bahwa Tembok Berlin akan dibuka.
Lebih dari 2 juta warga Jerman membanjiri pos pemeriksaan malam itu. Mereka pun mulai merobohkan Tembok Berlin menggunakan palu godam.
Runtuhnya Tembok Berlin disusul dengan peristiwa Reunifikasi Jerman atau penyatuan Jerman Timur dan Barat pada 3 Oktober 1990.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.