Pada periode tersebut, Hoegeng sudah mendapatkan satu mobil dinas. Hoegeng belum menerimanya dan ia khawatir akan keluarganya.
Setelah peralihan dari satu jabatan ke jabatan lainnya, ia mengembalikan kendaraan dinas yang pernah digunakannya saat menjabat sebagai menteri sumbangan negara.
Setelah beberapa waktu kemudian, Hoegeng mendapat tawaran untuk membeli sebuah mobil baru tipe Holden keluaran tahun 1965 untuk keluarganya. Namun, Hoegeng menolaknya.
Hal ini dikarenakan Hoegeng telah memiliki dua mobil dinas.
Selain jip Willis yang pernah ia gunakan selama di kepolisian, Hoegeng juga memiliki mobil dinas sebagai menteri ataupun sekretaris presidium kabinet.
Baca juga: Hoegeng Imam Santoso, Kapolri Pendukung Petisi 50
Dasaad Musin Concern memiliki reputasi yang mapan karena berdedikasi memberikan bantuan kepada pemerintahan Presiden Soekarno sejak awal pemerintahan.
Perusahaan itu memberikan sebuah mobil "box" Mazda terbaru.
Hoegeng tidak mengetahui alasan di balik pemberian mobil itu.
Jelas bahwa Dasaad mengatakan dalam suratnya bahwa Hoegeng diberi fasilitas kendaraan untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai menteri.
Kendaraan tersebut dapat diambil di dealer milik perusahaan.
Tanpa adanya tindakan lebih lanjut, Hoegeng membiarkan surat tersebut tetap berada di mejanya.
Hal ini disebabkan karena Hoegeng tidak mau menerima begitu saja pemberian dari seseorang yang berhubungan dengan jabatan barunya.
Bahkan, ketika menjadi Kapolri, Hoegeng juga menolak banyak hadiah yang ditawarkan kepadanya.
Baca juga: Gestapo, Polisi Rahasia Nazi Jerman
Hingga saat wafat, Hoegeng tidak memiliki rekening bank, baik deposito atau tabungan, dengan jumlah mencapai miliaran atau triliunan rupiah.
Satu-satunya sumber pendapatannya adalah uang pensiun yang harus diterima istrinya setiap bulan.
Jumlah itu tentu tak seberapa dibandingkan dengan jasa Hoegeng yang telah memberikan kontribusi tulus untuk perbaikan institusi Polri.
Referensi: