Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Alasan Hoegeng Disebut Polisi Jujur dan Teladan

Kalimat terkenal itu diucapkan mantan presiden Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dalam sebuah pertemuan bertajuk "Dekonstruksi dan Revitalisasi Keindonesiaan" yang diselenggarakan di Bentara Budaya Jakarta (BBJ) pada Kamis, 31 Agustus 2006.

Hoegeng dikenal dengan kejujurannya yang luar biasa dan menjadi sosok polisi teladan karena sikap anti korupsinya.

Bukan tanpa alasan Hoegeng disebut-sebut sebagai polisi jujur dan teladan.

Berikut ini kisah keteladanan dan kejujuran Hoegeng.

Tak mau dikawal

Baik di tempat kerja maupun di rumah, Hoegeng sebenarnya berhak mendapatkan pengawalan pribadi.

Namun, Hoegeng bersikeras untuk tidak menggunakan fasilitas negara tersebut. Ia menolak secara halus untuk dikawal.

Bahkan tanpa pengawalan, Hoegeng mengklaim bahwa ia masih mampu beroperasi secara efektif.

Menurut Hoegeng, tidak ada keharusan untuk mempekerjakan pengawal atau keamanan di rumahnya.

Hoegeng tetap menolak pengawalan, bahkan setelah ia dipromosikan menjadi wakil menteri/panglima angkatan kepolisian (Pangak) dan menteri/panglima (yang kemudian berubah menjadi Kapolri).

Selama hari kerja, hanya ada dua asisten resmi yang bergantian bekerja bersama Hoegeng.

Ada juga asisten staf yang memberikan bantuan kepada Hoegeng setiap hari.

Kecuali asisten resmi yang mengikutinya setiap hari, Hoegeng tidak mengizinkan seluruh staf mengenakan pakaian dinas resmi.

Asisten staf juga diminta untuk mengenakan pakaian biasa.

Menolak mobil dinas

Sebenarnya, Hoegeng akan diberikan dua mobil, satu mobil untuk tugas resminya sebagai menteri dan satu lagi untuk keluarganya.

Pada periode tersebut, Hoegeng sudah mendapatkan satu mobil dinas. Hoegeng belum menerimanya dan ia khawatir akan keluarganya.

Setelah peralihan dari satu jabatan ke jabatan lainnya, ia mengembalikan kendaraan dinas yang pernah digunakannya saat menjabat sebagai menteri sumbangan negara.

Setelah beberapa waktu kemudian, Hoegeng mendapat tawaran untuk membeli sebuah mobil baru tipe Holden keluaran tahun 1965 untuk keluarganya. Namun, Hoegeng menolaknya.

Hal ini dikarenakan Hoegeng telah memiliki dua mobil dinas.

Selain jip Willis yang pernah ia gunakan selama di kepolisian, Hoegeng juga memiliki mobil dinas sebagai menteri ataupun sekretaris presidium kabinet.

Menolak hadiah mobil

Dasaad Musin Concern, sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh seorang pengusaha pribumi pemegang lisensi berbagai merek mobil Eropa dan Jepang, seperti Mazda dan Fiat, memberikan Hoegeng sebuah mobil baru beberapa pekan setelah ia menjabat sebagai menteri/sekretaris presidium kabinet.

Dasaad Musin Concern memiliki reputasi yang mapan karena berdedikasi memberikan bantuan kepada pemerintahan Presiden Soekarno sejak awal pemerintahan.

Perusahaan itu memberikan sebuah mobil "box" Mazda terbaru.

Hoegeng tidak mengetahui alasan di balik pemberian mobil itu.

Jelas bahwa Dasaad mengatakan dalam suratnya bahwa Hoegeng diberi fasilitas kendaraan untuk menjalankan tanggung jawabnya sebagai menteri.

Kendaraan tersebut dapat diambil di dealer milik perusahaan. 

Tanpa adanya tindakan lebih lanjut, Hoegeng membiarkan surat tersebut tetap berada di mejanya.

Hal ini disebabkan karena Hoegeng tidak mau menerima begitu saja pemberian dari seseorang yang berhubungan dengan jabatan barunya.

Bahkan, ketika menjadi Kapolri, Hoegeng juga menolak banyak hadiah yang ditawarkan kepadanya.

Tidak menyimpan banyak harta

Hingga saat wafat, Hoegeng tidak memiliki rekening bank, baik deposito atau tabungan, dengan jumlah mencapai miliaran atau triliunan rupiah.

Satu-satunya sumber pendapatannya adalah uang pensiun yang harus diterima istrinya setiap bulan.

Jumlah itu tentu tak seberapa dibandingkan dengan jasa Hoegeng yang telah memberikan kontribusi tulus untuk perbaikan institusi Polri.

Referensi:

  • Suhartono.2013. Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan. Jakarta: Kompas Media Nusantara

https://www.kompas.com/stori/read/2024/01/17/190000179/4-alasan-hoegeng-disebut-polisi-jujur-dan-teladan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke