KOMPAS.com - Dalam ranah monarki global, sistem monarki Inggris dikenal sebagai salah satu yang paling ikonik dan terkenal.
Namun, bagaimana sebenarnya perjalanan monarki ini dimulai?
Berikut ini sejarah dan perkembangan sistem monarki Inggris.
Baca juga: Pangeran Charles dan William akan Pimpin Pertemuan untuk Memutuskan Masa Depan Monarki Inggris
Sebelum monarki asli muncul di Kawasan Britania (yang mencakup Inggris), wilayah tersebut telah menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi sebagai koloni Romawi.
Britania telah dikenal dunia sejak abad ke-4 SM, di mana perdagangan timah Cornish menarik perhatian bangsa Yunani, Fenisia, dan Kartago.
Namun, dalam rekam jejak sejarah, Britania tetap menjadi sumber misteri bagi beberapa sejarawan, bahkan beberapa di antaranya meragukan keberadaan wilayah ini di masa lalu.
Para sejarawan memercayai bahwa penemuan sebenarnya kawasan Britania terjadi ketika Jenderal Julius Caesar, yang kemudian menjadi Kaisar Romawi, melancarkan dua ekspedisi ke Britania pada tahun 55 dan 54 SM.
Pada tahun 43 M, Jenderal Aulus Plautius menaklukkan kawasan Britania dan menjadikannya bagian dari Kekaisaran Romawi.
Sekitar tahun 410 M, kekuasaan Romawi di Britania pun berakhir.
Masa monarki khas Britania pun dimulai dengan penaklukan Anglo-Saxon terhadap Inggris.
Setelah mereka memulai pengambilalihan Britania, muncullah bentuk pemerintahan baru yang dikenal sebagai Heptarki.
Heptarki adalah sistem yang membuat Inggris dibagi menjadi 7 kerajaan utama (meskipun ada lebih banyak, tetapi 7 dianggap sebagai yang utama).
Ketujuh kerajaan tersebut adalah Northumbria, Wessex, Mercia, East-Anglia, Essex, Kent, dan Sussex.
Heptarki berlanjut selama sekitar 400 tahun, di mana selama waktu itu, berbagai Raja dari ke-7 Kerajaan muncul sebagai pemimpin de facto negara.
Raja Wessex, Egbert of Wessex, muncul sebagai raja dominan. Dia mengendalikan Kent, Sussex, dan Surrey (sebuah Kerajaan kecil), yang diberikan kepada putranya Æthelwulf untuk diperintah di bawah Egbert sebagai semacam 'sub-raja'.
Dalam perkembangan sejarah Inggris, masa Heptarki berlangsung hingga tahun 1066, ketika William the Conqueror diangkat sebagai Raja Inggris yang sekaligus mengakhiri keberlanjutan monarki terpecah dan membawa terbentuknya monarki satu kesatuan.
Sebelum tahun 1066, terjadi situasi di mana seluruh Kerajaan di Inggris tunduk pada satu Raja.
Pada tahun 927, Æthelstan, Raja dari Suku Saxons Barat, diakui sebagai Raja Inggris pertama.
Penerimaan Æthelstan oleh seluruh Raja dalam Heptarki menjadi tonggak penting, menciptakan fondasi awal menuju sistem monarki yang kita kenal sekarang.
Pemerintahan Æthelstan tidak hanya menjadi awal bagi penggabungan kerajaan-kerajaan di Inggris, tetapi juga memiliki dampak besar dalam sejarah politik negara tersebut.
Ia berhasil merintis langkah-langkah kritis yang membawa Inggris menuju era monarki satu kesatuan.
Baca juga: Perbedaan Inggris, Britania Raya, dan United Kingdom
Langkah penentu akhir dalam pembentukan Monarki Inggris, seperti yang kita kenal sekarang terjadi melalui Penaklukan Norman di Inggris pada 1066, ketika William the Conqueror menaklukkan Inggris dan menjadi raja seluruh wilayah tersebut sesuai dengan format yang kita kenal saat ini.
Sebelum penaklukan William, penyatuan Kerajaan Heptarki hampir terjadi, tetapi William mampu secara permanen menyatukan kerajaan-kerajaan tersebut.
Sistem feodal yang diperkenalkan oleh William pun kemudian mengukuhkan kekuasaan raja atas tanah dan orang-orang di Inggris.
William memberikan tanah kepada para bangsawan Norman sebagai imbalan atas dukungan mereka dan membentuk elit feodal yang setia kepada raja.
Selama periode ini, juga muncul dokumen-dokumen penting seperti Domesday Book yang merekam kepemilikan tanah dan pendapatan, menegaskan kontrol pemerintah pusat.
Hal ini mengubah cara pemerintahan dan pemilikan tanah di Inggris.
Oleh karena itu, penaklukan Norman oleh William the Conqueror menjadi tonggak penting yang membawa Inggris ke arah monarki sentral stabil.
Melalui langkah-langkah ini, dasar yang kokoh bagi sistem monarki yang terpusat dan seragam di seluruh wilayah Inggris telah dimulai.
Referensi: