Bahkan, ia memiliki lagu-lagu legendaris lainnya selain Indonesia Raya, yakni Ibu Kita Kartini.
Baca juga: Sumpah Pemuda, Indonesia Raya, dan Nyali WR Supratman
Setelah terlibat dalam Kongres Pemuda II, hidup W.R. Supratman berubah signifikan. Pergerakannya menjadi target pengawasan ketat oleh polisi Belanda, terutama karena kata-kata "Merdeka, Merdeka" dalam lirik lagu ciptaannya yang dianggap tabu saat itu.
Lagunya menjadi sangat populer dan sering dinyanyikan pada acara-acara penting. Pada 1930, Pemerintah Hindia Belanda melarang rakyat Indonesia untuk menyanyikan lagu tersebut di depan umum.
Puncaknya, pada 7 Agustus 1938, ia ditangkap dengan tuduhan bersimpati kepada Kekaisaran Jepang karena menciptakan lagu berjudul Matahari Terbit bersama para pandu di NIROM Jalan Embong Malang, Surabaya.
Baca juga: Biografi WR Supratman: Pencipta Lagu Indonesia Raya
W.R. Supratman telah meninggal dunia sebelum menyaksikan langsung kemerdekaan Indonesia, seperti yang ia cita-citakan.
Kemerdekaan Indonesia baru dinyatakan pada 1945, beberapa tahun setelah Supratman meninggal pada t17 Agustus 1938.
Oleh karena itu, ia tidak pernah tahu bahwa lagu ciptaannya akan menjadi lagu kebangsaan Indonesia dan dimainkan saat proklamasi kemerdekaan.
Walaupun begitu, penciptaannya yang inspiratif dan patriotik dalam bentuk lagu tersebut kemudian menjadi lambang semangat perjuangan dan persatuan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, hingga akhirnya Indonesia Raya diakui sebagai lagu kebangsaan resmi.
Setelah meninggal dunia, W.R. Soepratman awalnya dimakamkan di Permakaman Umum Rangkah, Jalan Tambak Segaran Wetan, Surabaya.
Namun, sekitar tahun 1960, atas permintaan dari keluarga dan pemerintah, jenazah W.R. Soepratman dipindahkan ke sebuah lokasi yang berada di depan permakaman Rangkah.
Saat itu, tanah tersebut masih merupakan lahan kosong yang kemudian dijadikan sebagai makam pribadi W.R. Soepratman.
Saat ini, lokasi permakaman W.R. Soepratman terletak di Jalan Kenjeran, Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya.
Keberadaannya berada di sepanjang jalan besar menuju Jembatan Suramadu sehingga memudahkan akses untuk pengunjung yang ingin berziarah ke makam W.R. Soepratman.
Referensi: