Karena itu, pasukan komunis RRC mulai membombardir Pulau Kinmen dan Matsu pada 3 September 1954, yang menandai dimulainya Krisis Selat Taiwan Pertama.
Baca juga: Perang China-Jepang I: Penyebab, Jalannya Pertempuran, dan Dampak
Pengeboman pada September disusul dengan pengeboman ke Kepulauan Tachen pada November 1954.
Merespons serangan RRC, Kepala Staf Gabungan Pasukan AS sempat merekomendasikan untuk pembalasan menggunakan senjata nuklir, tetapi ditentang banyak pihak.
Akhirnya, hanya pasukan Angkatan Laut AS yang ditugaskan membantu tentara ROC menghadapi serangan RRC.
Pada Januari 1955, Kongres AS mengesahkan Resolusi Formosa, yang memberikan Presiden AS Eisenhower wewenang penuh untuk mempertahankan Taiwan dan pulau-pulau di Selat Taiwan.
Pemerintah AS kemudian mengumumkan tekadnya untuk mempertahankan Taiwan dari serangan komunis China.
Dalam gelaran Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, Jawa Barat, pada April 1955, Zhou Enlai menyatakan bahwa pihaknya tidak ingin berperang dengan AS dan bersedia duduk bersama untuk bernegosiasi.
Baca juga: Perang China-Jepang II: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak
Pernyataan Zhou Enlai berhasil menurunkan ketegangan, dan segera setelah itu RRC dan AS mulai melakukan negosiasi.
Negosiasi berlangsung sangat lama dan membahas banyak hal, tetapi permasalahan Taiwan justru tidak dibahas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.