Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kahar Muzakkar, Patriot yang Kemudian Dicap sebagai Pemberontak

Kompas.com - 11/10/2023, 18:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Namun, upaya tersebut ditolak karena Kahar Muzakkar khawatir akan diperdaya dan ditangkap.

Tidak hanya pemerintah yang berusaha menjangkau Kahar Muzakkar, begitu pula dengan sejumlah wakil organisasi, termasuk Kartosoewirjo pelopor sekaligus pimpinan DI/TII Jawa Barat.

Merasa sumbangan mereka untuk revolusi justru dibalas dengan pengkhianatan oleh pemerintah, Kahar Muzakkar memilih berafiliasi dengan Pemberontakan DI/TII yang dipelopori oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada 1953.

Baca juga: Penyebab Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan

Pada 15 September 1952, Kahar Muzakkar memutuskan bahwa Islam sebagai dasar gerakannya.

Kemudian, baru pada 7 Agustus 1953, Kahar Muzakkar menyatakan Sulawesi Selatan sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia yang dicita-citakan gerakan DI/TII.

Sejak mendukung gerakan DI/TII, Kahar dijadikan Panglima Divisi IV TII (Divisi Hasanuddin).

Sejak itu pula, beragam teror terjadi. Gerombolan gerilyawan yang dituding sebagai pemberontak mulai melancarkan aktivitas militer mereka.

Mereka merusak jembatan, jaringan komunikasi, menyerbu barak-barak polisi, dan meneror penduduk non-Muslim.

Kendati demikian, militer Angkatan Darat mengaku tidak tahu apakah tindakan itu dilakukan atas perintah Kahar Muzakkar.

Satu yang pasti, Kahar Muzakkar pernah memimpin gerombolannya melancarkan serangan atas Kota Palopo dan ingin menjadikan Luwu sebagai pangkalannya.

Baca juga: Daud Beureueh, Pemimpin Pemberontakan DI/TII di Aceh

Pada 1957, Kahar Muzakkar dengan dukungan aristokrasi yang semakin merosot jumlahnya, masih memegang kekuasaan atas sebagian besar Sulawesi Selatan.

Selama rentang waktu pemberontakan Kahar Muzakkar, gerombolan yang dipimpinnya memang selalu mengalami perubahan.

Hal itu pula yang menimbulkan persoalan internal, di mana timbul pertentangan antara Kahar Muzakkar dan beberapa komando bawahannya.

Memasuki tahun 1962, gerakan Kahar Muzakkar bukan lagi menjadi ancaman besar seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kematiannya diperdebatkan

Pada pengujung 1964, Divisi Siliwangi di bawah komando Solihin, berhasil memburu Kahar Muzakkar dan sisa-sisa pendukungnya hingga ke Sulawesi Tenggara.

Dalam penyergapan pada 3 Februari 1965 itu, Kahar Muzakkar tewas di tangan Kopral Sadeli di pinggir Sungai Lasolo.

Baca juga: Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, Pelopor Gerakan DI/TII

Mulanya, Kahar Muzakkar tidak direncanakan akan dieksekusi di tempat.

Namun, ketika Kahar Muzakkar berusaha melarikan diri dan menggenggam granat, tembakan pun dilepaskan.

Sadeli membandingkan jasad yang baru saja ia tembak dengan foto Kahar yang dibawanya, dan ternyata sama.

Setelah diterbangkan ke Makassar, jenazah Kahar juga diidentifikasi oleh keluarganya.

Di saat yang sama, masih banyak pengikut setia Kahar yang menyangkal kematiannya.

Kahar Muzakkar memang dielu-elukan, khususnya oleh para simpatisannya, sebagai pahlawan rakyat legendaris.

Bagi sebagian pengikutnya, berita kematian Kahar hanyalah propaganda pemerintah.

Mereka lebih percaya bahwa Kahar sebenarnya melarikan diri dan hidup menggunakan identitas baru.

 

Referensi:

  • S, Floriberta Aning. (2005). 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20. Yogyakarta: Penerbit NARASI.
  • Usman, Syafaruddin. (2010). Tragedi Patriot dan Pemberontak Kahar Muzakkar. Yogyakarta: Penerbit NARASI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com