Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Lodewijk, Jejak Kolonial di Pulau Mengare Gresik

Kompas.com - 25/08/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Benteng Lodewijk merupakan benteng peninggalan Belanda yang terletak di Pulau Mengare.

Secara administratif, benteng ini berdiri di Desa Tanjung Widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Benteng Lodewijk dibangun oleh Herman Willem Daendels pada abad ke-19, untuk mengawasi kawasan perairan Selat Madura dari aktivitas pasukan Inggris.

Berikut ini sejarah Benteng Lodewijk.

Baca juga: Sejarah Pulau Mengare di Gresik

Sejarah Benteng Lodewijk

Pada akhir abad ke-18, Perancis berhasil menguasai Belanda dan membentuk pemerintahan baru yang disebut Republik Bataaf.

Napoleon Bonaparte yang berstatus sebagai Kaisar Perancis saat itu, membubarkan Republik Bataaf dan membentuk Kerajaan Belanda yang dipimpin oleh adiknya, Louis Napoleon Bonaparte.

Perkembangan politik di Belanda ini juga memengaruhi kondisi politik di Indonesia, sebagai negeri jajahannya.

Saat itu, Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa di India.

Louis Bonaparte kemudian menugaskan Herman Willem Daendels ke Indonesia. Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris.

Salah satu upaya yang dilakukan Daendels untuk menjalankan tugasnya adalah dengan membangun Benteng Lodewijk pada 1808.

Baca juga: Benteng Lohayong, Ditinggalkan Belanda Karena Gempa

Benteng ini didirikan di Pulau Mengare, Gresik, menghadap ke Selat Madura.

Lokasi Benteng Lodewijk dirasa strategis untuk mengawasi aktivitas di sekitar perairan Selat Madura, Pelabuhan Surabaya, dan Pulau Madura.

Dari lokasi itu, Daendels menjaga jalan masuk menuju Surabaya, sehingga pendaratan pasukan Inggris dapat diantisipasi.

Nama Benteng Lodewijk atau Benteng Louis diambil dari nama Louis Napoleon Bonaparte (Lodewijk adalah bahasa Belanda dari Louis).

Penamaan ini merupakan sebuah bentuk penghormatan Daendels kepada Louis Napoleon Bonaparte, yang telah mengangkatnya sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com