Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Buya Hamka Dipenjara?

Kompas.com - 22/08/2023, 17:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Buya Hamka adalah seorang tokoh agama Islam dan pejuang kemerdekaan yang telah dianugerahi gelar pahlawan nasional pada 2011.

Tokoh bernama asli Abdul Malik Karim Amrullah ini juga dikenal sebagai pengajar, aktivis politik, dan pengarang yang produktif.

Beberapa novel terlaris karyanya yakni Di Bawah Lindungan Kabah, Tenggelamnya Kapal van der Wijck, Merantau ke Deli, dan Kedudukan Perempuan dalam Islam.

Namun, jauh sebelum diberi gelar pahlawan nasional, Buya Hamka pernah dijebloskan ke penjara atas perintah Soekarno, presiden pertama RI.

Kenapa Buya Hamka dipenjara?

Baca juga: Buya Hamka, Pahlawan Nasional dan Penulis Novel Terlaris

Buya Hamka dituduh berencana membunuh Soekarno

Pada 27 Januari 1964, Buya Hamka dipenjara karena dituduh menggelar rapat gelap di Tangerang untuk merencanakan pembunuhan terhadap menteri agama dan Presiden Soekarno, serta melakukan kudeta terhadap pemerintah atas sokongan dari Perdana Menteri Malaysia, Tengku Abdul Rahman.

Meski tidak terbukti, Buya Hamka tetap ditahan selama dua tahun empat bulan.

Buya Hamka baru dibebaskan pada 1966, setelah rezim Soekarno jatuh dan digantikan rezim Soeharto.

Di bidang politik, Buya Hamka sempak aktif dalam Partai Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi), yang dibubarkan oleh Soekarno pada 1960 karena dituduh terlibat dalam pemberontakan PRRI.

Menjelang akhir 1950-an, pertentangan antara kubu Islam dan komunis hampir mencapai klimaksnya.

Antara Buya Hamka dan Soekarno pun telah telah terjadi benturan pandangan.

Baca juga: De-Soekarnoisasi, Upaya Soeharto Melemahkan Pengaruh Soekarno

Memasuki 1964, beredar kabar bahwa para ulama dan pemuka agama Islam, terutama mantan tokoh Masyumi serta para "penentang pemerintah", akan ditangkap.

Kala itu, Buya Hamka tenang-tenang saja karena merasa bukan tokoh penting di Masyumi dan tidak merasa sebagai penentang pemerintah.

Ternyata, pada 27 Januari 1994 pagi, ketika baru saja pulang mengisi pengajian, Buya Hamka didatangi beberapa orang polisi berpakaian preman yang menunjukkan surat penangkapan.

Meski tidak ada informasi ke mana ia akan dibawa, Buya Hamka menenangkan keluarganya karena ia merasa tidak pernah berbuat salah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com