Kala itu, seorang fisikawan lain, yakni Max Born ikut mengundang Oppenheimer ke University of Gottingen di Jerman, tempat ia bertemu dengan para ahli fisika ternama lainnya, seperti Niels Bohr dan Paul A.M. Dirac.
Masih di universitas yang sama, Julius Robert Oppenheimer meraih gelar doktor pada 1927.
Baca juga: Oppenheimer dan Bhagavad Gita
Proyek Manhattan adalah proyek riset yang dikembangkan oleh Amerika Serikat dengan dukungan dari Inggris dan Kanada selama Perang Dunia II.
Proyek Manhattan merupakan proyek rahasia yang dijalankan untuk mengembangkan senjata nuklir pertama di dunia.
Antara tahun 1942 hingga 1946, Proyek Manhattan dijalankan di bawah arahan Mayor Jenderal Leslie Groves dari Angkatan Darat AS.
Sementara itu, Oppenheimer ditunjuk sebagai direktur laboratorium rahasia di Los Alamos, New Mexico, dengan tugas merancang bom atom.
Sebagai direktur, Oppenheimer berusaha mencari tahu apa saja yang diperlukan untuk memicu dan mempertahankan jenis reaksi rantai neutron yang penting untuk menciptakan ledakan nuklir.
Kepiawaian dan kecerdasan Oppenheimer saat itu pun membuat para atasannya merasa terkesima.
Bahkan ambisi dan keterampilan Oppenheimer telah menginspirasi para ilmuwan lainnya.
Baca juga: Kronologi Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Lebih lanjut, pada 1945, Oppenheimer bersama para pemikir lainnya dikumpulkan di lokasi uji coba Trinity di selatan Los Alamos untuk melakukan percobaan nuklir pertama di dunia.
Percobaan nuklir pertama di dunia itu pun menjadi peristiwa menegangkan.
Bom atom tersebut diberi nama Gadget.
Dua bom atom yang dikembangkan oleh Oppenheimer menjadi bom atom yang paling dikenal sepanjang masa.
Tidak hanya itu, bom atom tersebut juga diketahui berhasil mengakhiri Perang Dunia II ketika dijatuhkan oleh Amerika Serikat pada 6 Agustus dan 9 Agustus di Hiroshima dan Nagasaki.
Bom atom yang digunakan untuk mengebom Hiroshima diberi nama Little Boy, sedangkan untuk mengebom Nagasaki diberi nama Fat Man.
Bom atom tersebut menewaskan sedikitnya 110.000 orang dan telah meluluhlantakkan kedua kota itu dengan skala kehancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Meskipun Oppenheimer bangga dengan pencapaiannya dalam menciptakan bom atom, terbesit penyesalan di dalam dirinya setelah mengetahui berapa jumlah warga sipil yang harus menjadi korban akibat ledakan bom itu.
Setelah menuai banyak prestasi, Julius Robert Oppenheimer meninggal dunia pada 18 Februari 1967, pada usia 62 tahun.
Referensi: