Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Candi Mantup di Yogyakarta

Kompas.com - 21/07/2023, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Candi Mantup terletak di Dusun Sampangan, Kelurahan Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Di situs candi ini terdapat tiga struktur bangunan yang telah runtuh dan tidak ditemukan prasasti atau pahatan angka tahun.

Karena itu, asal-usul Candi Mantup tidak diketahui pasti, tetapi para sejarawan menduga situs ini merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dari abad ke-9.

Baca juga: Daftar Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Sejarah Candi Mantup

Candi Mantup pertama kali ditemukan pada 25 Juni 1991 oleh 15 orang pekerja yang sedang mengerjakan sawah.

Melihat lokasinya, situs ini pernah terkena lahar akibat aktivitas Gunung Merapi, yang membuatnya tertimbun selama berabad-abad.

Di situs Candi Mantup terdapat tiga struktur bangunan candi yang berada pada kedalaman sekitar 1,4 meter dari permukaan tanah.

Ukuran tiga struktur bangunan di situs ini cukup kecil, dan kini tersisa bagian kaki saja.

Pada bagian yang tersisa tidak ditemui ornamen atau seni hias, alias dibiarkan polos.

Baca juga: Sejarah Candi Sangkilon yang Dirusak Pemburu Harta Karun

Tiga struktur Candi Mantup berjajar dari utara ke selatan dengan arah hadap ke barat.

Candi pertama, yang terletak paling utara, terbuat dari batu bata dengan ukuran 2,5 x 2,5 meter.

Candi kedua yang berukuran 2,16 x 2,16 meter, terbuat dari batu putih. Sedangkan candi ketiga yang terletak paling selatan terbuat dari batu putih dengan ukuran 2,8 x 2,8 meter.

Melansir laman Cagar Budaya Jogja, tiga struktur ini diduga merupakan candi perwara, karena ukurannya sama kecilnya.

Pada candi kedua, ditemukan arca Kalyanasundaramurti, yang berwujud laki-laki dan perempuan dalam posisi berdampingan dan bergandengan tangan.

Arca ini menggambarkan perkawinan Dewa Siwa dan Dewi Parwati.

Keberadaan arca Kalyanasundaramurti dan sumuran pada Candi Mantup menunjukkan bahwa situs ini berlatarbelakang agama Hindu dan digunakan untuk pemujaan Dewa Siwa.

Baca juga: Sejarah Situs Watu Gilang di Bantul

Akan tetapi, terkait periodisasi Candi Mantup, para sejarawan belum menemukan jawaban pasti.

Dari bahan bangunannya, diduga candi ini sezaman dengan Situs Petirtaan Payak di Bantul, yakni dari abad ke-9

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com