Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Candi Tanjung Medan di Pasaman

Kompas.com - 15/05/2023, 23:59 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Candi Tanjung Medan terletak di Desa Nagari Petok, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Di situs percandian Buddha Mahayana ini terdapat enam struktur candi.

Akan tetapi, hanya empat candi saja yang dapat dipugar. Berikut sejarah Candi Tanjung Medan.

Baca juga: Sejarah Candi Gumpung di Jambi

Sejarah penemuan Candi Tanjung Medan

Situs Candi Tanjung Medan ditemukan saat pembuatan saluran irigasi Panti-Rao pada 1992.

Sebenarnya, kompleks percandian ini sudah pernah ditemukan oleh Gubernur Pantai Barat Sumatera (Gouverneur Sumatra’s Weskust) kepada pimpinan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Watenschappen pada 1866.

Dalam laporannya, disebut ada reruntuhan bangunan bata berupa gundukan seperti menara di daerah Pasaman.

Baca juga: Sejarah Candi Bumiayu di Sumatera Selatan

WP Groeneveldt dalam Catalogus der Archaeologische Verzameling van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappe (1887) menyebutkan pula adanya prasasti dari reruntuhan Candi Tanjung Medan.

Prasasti berupa lempengan emas berukuran 21,1 x 7 cm tersebut memuat tulisan beraksara Nagari, dan bergambar bunga teratai dengan delapan helai daun bunga di atas wiawawajra.

Tulisan yang terbaca yakni, Aksobhya, Amoghasiddi, dan Ratnasambhawa, yang merupakan dewa-dewa agama Buddha yang berkedudukan di penjuru arah mata angin.

Berdasarkan bentuk bunga teratai dan isi prasasti, dapat disimpulkan bahwa Candi Tanjung Medan berlatarbelakang agama Buddha Mahayana, yang dibangun pada sekitar abad ke-12 atau abad ke-13.

Candi Tanjung Medan juga pernah dibahas pula oleh NJ Krom (1912), WF Stutterheim (1925) dan FDK Bosch (1930).

Baca juga: Sejarah Makam Candi Angsoko di Palembang

Terdiri dari enam struktur candi

Setelah dilakukan ekskavasi, diketahui bahwa di situs Candi Tanjung Medan tidak hanya ada satu struktur, melainkan enam struktur candi.

Dari enam struktur candi, hanya empat yang sudah dipugar oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Batusangkar (kini BPCB Batusangkar), yakni Candi Tanjung Medan I, II, V, dan VI.

Sedangkan Candi Tanjung Medan III dan IV kondisinya tidak lagi memungkinkan untuk dipugar dan saat ini telah diurug kembali.

Candi Tanjung Medan I

Candi Tanjung Medan I berdenah bujur sangkar berukuran 8,5 x 8,5 meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com