KOMPAS.com - Candi Tanjung Medan terletak di Desa Nagari Petok, Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.
Di situs percandian Buddha Mahayana ini terdapat enam struktur candi.
Akan tetapi, hanya empat candi saja yang dapat dipugar. Berikut sejarah Candi Tanjung Medan.
Baca juga: Sejarah Candi Gumpung di Jambi
Situs Candi Tanjung Medan ditemukan saat pembuatan saluran irigasi Panti-Rao pada 1992.
Sebenarnya, kompleks percandian ini sudah pernah ditemukan oleh Gubernur Pantai Barat Sumatera (Gouverneur Sumatra’s Weskust) kepada pimpinan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Watenschappen pada 1866.
Dalam laporannya, disebut ada reruntuhan bangunan bata berupa gundukan seperti menara di daerah Pasaman.
Baca juga: Sejarah Candi Bumiayu di Sumatera Selatan
WP Groeneveldt dalam Catalogus der Archaeologische Verzameling van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappe (1887) menyebutkan pula adanya prasasti dari reruntuhan Candi Tanjung Medan.
Prasasti berupa lempengan emas berukuran 21,1 x 7 cm tersebut memuat tulisan beraksara Nagari, dan bergambar bunga teratai dengan delapan helai daun bunga di atas wiawawajra.
Tulisan yang terbaca yakni, Aksobhya, Amoghasiddi, dan Ratnasambhawa, yang merupakan dewa-dewa agama Buddha yang berkedudukan di penjuru arah mata angin.
Berdasarkan bentuk bunga teratai dan isi prasasti, dapat disimpulkan bahwa Candi Tanjung Medan berlatarbelakang agama Buddha Mahayana, yang dibangun pada sekitar abad ke-12 atau abad ke-13.
Candi Tanjung Medan juga pernah dibahas pula oleh NJ Krom (1912), WF Stutterheim (1925) dan FDK Bosch (1930).
Baca juga: Sejarah Makam Candi Angsoko di Palembang
Setelah dilakukan ekskavasi, diketahui bahwa di situs Candi Tanjung Medan tidak hanya ada satu struktur, melainkan enam struktur candi.
Dari enam struktur candi, hanya empat yang sudah dipugar oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Batusangkar (kini BPCB Batusangkar), yakni Candi Tanjung Medan I, II, V, dan VI.
Sedangkan Candi Tanjung Medan III dan IV kondisinya tidak lagi memungkinkan untuk dipugar dan saat ini telah diurug kembali.
Candi Tanjung Medan I berdenah bujur sangkar berukuran 8,5 x 8,5 meter.