Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Simbatan, Petirtaan di Magetan dari Masa Kerajaan Medang

Kompas.com - 08/05/2023, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Candi Simbatan terletak di Desa Simbatan, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Candi Simbatan merupakan sebuah petirtaan atau sumber air tempat pemandian suci yang digunakan oleh kalangan kerajaan.

Di situs ini terdapat arca Dewi Sri. Oleh karena itu, Candi Simbatan juga disebut sebagai Petirtaan Dewi Sri.

Bagaimana sejarah Candi Simbatan atau Petirtaan Dewi Sri di Magetan?

Baca juga: Candi Tikus, Petirtaan Majapahit yang Terpendam

Asal-usul Candi Simbatan

Dalam laporan Belanda ROC (Rapporten van den Oudheidkundige Commissie) pada 1913, Candi Simbatan disebut dengan nama Sendang Beji.

Di sekitar situs, terdapat tinggalan arkeologi berupa tujuh miniatur lumbung, tujuh fragmen arca, satu palung batu, satu fragmen yoni, satu sumur kuno, dan satu fragmen kemuncak.

Melansir laman Cagar Budaya Jatim, beberapa tinggalan arkeologi di Petirtaan Dewi Sri memiliki kesamaan dengan tinggalan arkeologi di Petirtaan Belahan di Pasuruan dan Petirtaan Jolotundo di Mojokerto.

Baca juga: Petirtaan Jolotundo, Situs Pemandian Kuno dari Era Kerajaan Medang

Petirtaan-petirtaan tersebut diduga memiliki keterkaitan dan dibangun dalam satu masa, yakni antara pemerintahan Dharmawangsa Teguh, raja terakhir Kerajaan Medang atau Mataram Kuno periode Jawa Timur, sampai dengan Raja Airlangga.

Raja Airlangga adalah menantu sekaligus keponakan Dharmawangsa Teguh, yang mendirikan Kerajaan Kahuripan pada abad ke-11.

Dugaan bahwa Petirtaan Dewi Sri merupakan jejak peninggalan Kerajaan Medang juga didukung oleh analisis arkeolog Hariani Santiko.

Hariani Santiko membaca inskripsi di atap miniatur rumah berangka tahun Saka 970 atau 983 Masehi pada era Makutawangsawardhana dan 917 Saka (995 Masehi) di era Dharmawangsa Teguh.

Fungsi Candi Simbatan

Arca Dewi Sri di Candi Simbatan atau Petirtaan Dewi Sri.cagarbudayajatim.com Arca Dewi Sri di Candi Simbatan atau Petirtaan Dewi Sri.
Candi Simbatan berbentuk petirtaan dari batu bata seluas 400 meter dengan kedalaman enam meter.

Baca juga: Candi Gampingan, Tempat Pemujaan Dewa Jambhala

Di bilik utama yang terletak di bagian dasar kolam candi, terdapat arca seorang perempuan dari batu andesit yang diidentifikasi sebagai Dewi Sri dan pancuran air.

Dewi Sri atau Dewi Laksmi dipuja oleh umat Hindu sebagai dewi kemakmuran dan dewi kesuburan.

Apabila airnya sedang penuh, petirtaan ini tampak seperti kolam biasa karena arca dan bilik yang berada di dasar situs tidak terlihat.

Melansir laman resmi Desa Simbatan, situs ini sering digunakan untuk mengadakan acara adat, seperti acara bersih desa maupun Festival Dewi Sri yang dijadikan agenda tahunan.

Konon, ritual bersih desa di kawasan Petirtaan Dewi Sri telah digelar sejak 1813, setiap Jumat pertama di bulan Suro (Muharram).

Ketika diadakan acara, air akan dikuras agar arca dan bentuk keseluruhan petirtaan dapat terlihat.

Baca juga: Candi Gana, Warisan Dunia di Prambanan yang Tersembunyi

Untuk mencapai lantai dasar, terdapat tangga yang terletak di sisi sebelah timur.

Pancuran di bilik utama Candi Simbatan berjumlah empat, dua berada di samping kanan dan kiri arca Dewi Sri, sedangkan dua lainnya di payudara arca Dewi Sri.

Arca Dewi Sri digambarkan memiliki dua tangan yang sedang memegang payudara, di mana pancuran berada.

Air yang keluar dari pancuran Petirtaan Dewi Sri oleh sebagian orang dipercaya sebagai obat dari segala penyakit.

 

Referensi:

  • Wibowo, Agung Setiyo. (2021). Magetan 360. The Pandita Institute.
  • Wignjosoebroto, Wiranto. (2016). Mencari Jejak Kahuripan: Kerajaan Hindu Tertua dan Terlama di Tanah Jawa. Yogyakarta: Penerbit K-Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com