Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Dewa Brahma Berkepala Empat?

Kompas.com - 19/04/2023, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Agama Hindu mengenal adanya tiga dewa utama atau dewa tertinggi yang disebut Trimurti.

Trimurti terdiri dari Dewa Brahma, Dewa Wisnu, dan Dewa Siwa, yang masing-masing memiliki tugas berbeda.

Tugas Dewa Brahma adalah menciptakan alam semesta, sedangkan Dewa Wisnu memelihara dunia, dan Dewa Siwa bertugas melebur atau menghancurkan dunia.

Oleh umat Hindu, tiga dewa Trimurti kerap diwujudkan dalam arca dengan gambaran khas masing-masing.

Ciri-ciri Dewa Brahma yang paling mencolok adalah mempunyai empat kepala atau muka yang disebut caturmukha atau caturanana.

Lantas, kenapa Dewa Brahma berkepala empat?

Baca juga: Dewa Brahma, Dewa Pencipta dalam Ajaran Hindu

Asal-usul Caturmukha Brahma

Dewa Brahma digambarkan sebagai sosok dewa dengan empat muka (caturmukha) yang menghadap empat penjuru mata angin.

Melansir laman Kemdikbud, keempat muka Brahma merupakan simbol dari empat kitab Weda (Regweda, Yajurweda, Samaweda, Atharwaweda), empat Yuga (Satyayuga, Tretayuga, Dwaparayuga, Kaliyuga) dan empat warna (pembagian masyarakat berdasarkan keterampilan).

Karena memiliki empat kepala, Dewa Brahma memiliki delapan telinga atau disebut caturasta.

Kisah-kisah tentang Dewa Brahma dalam berbagai Purana (kitab sejarah kuno yang mengandung cerita ketuhanan dalam ajaran Hindu) memiliki beragam versi, termasuk asal-usul empat kepalanya.

Konon, Dewa Brahma awalnya mempunyai satu kepala, lalu mendapatkan empat tambahan menjadi lima kepala.

Namun, satu kepalanya kemudian hilang, sehingga kembali menjadi empat.

Baca juga: Mengapa Dewa Brahma Tidak Populer?

Terkait hilangnya satu kepala Dewa Brahma sehingga menjadi empat, juga terdapat beragam versi cerita, sebagai berikut.

  • Dewa Brahma disebut menganggap dirinya lebih superior daripada Siwa. Hal ini menimbulkan kemarahan Dewa Siwa yang kemudian menebas satu kepala Brahma dengan kuku jari tangan kirinya.
  • Dewa Brahma membohongi Dewa Wisnu dalam usahanya untuk menunjukkan superioritasnya. Mengetahui hal itu, Dewa Siwa pun marah dan menebas satu kepala Brahma.
  • Dewa Siwa menghukum Dewa Brahma atas perbuatannya mencintai anaknya sendiri yang bernama Savitri. Siwa memotong satu kepala Brahma dengan sebuah kapak.
  • Dewa Brahma diklaim menggoda istri Dewa Siwa, yang kemudian memotong satu kepalanya.
  • Dewa Brahma menginginkan Dewa Siwa menjadi anaknya dan menjanjikan banyak hadiah. Akibatnya, Dewa Brahma dikutuk oleh Dewa Siwa yang merasa diremehkan. Dewa Siwa mengutuk Brahma tidak akan lagi disembah dan memotong satu kepalanya.
  • Dalam Kitab Padma Purana disebutkan bahwa ketika terjadi perselisihan antara Brahma dengan Wisnu, Siwa datang untuk melerai dengan mengabulkan permintaan keduanya. Karena Brahma lupa memberikan penghormatan kepada Siwa, satu kepalanya kemudian dipotong.

 

Referensi:

  • Istari, TM Rita. (2007). Kedudukan dan Pemujaan Brahma pada Zaman Hindu. Naditira Widya, 1 (2), 155-163.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com