Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Beras Pera, Tahan Wereng meski Nasi Tak Pulen

Kompas.com - 15/04/2023, 21:00 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Beras pera adalah salah satu varietas dari tanaman padi di Indonesia.

Beras dari padi pera memiliki ciri khas menonjol ketimbang jenis tanaman padi lainnya.

Laman sumber literatur Kompas.com edisi 13 April 2023 menunjukkan bahwa beras pera punya tekstur lebih kering.

Saat beras pera dimasak, nasi yang dihasilkan cenderung terpecah-pecah satu sama lain.

Beras pera selalu dibandingkan dengan beras pulen.

Nasi yang dihasilkan beras pulen cenderung memiliki rasa enak, lengket, dan butirnya lembut.

Baca juga: IRRI, Sejarah Beras Pulen

Beras pera

Ilustrasi hama wereng pada tanaman padi. SHUTTERSTOCK/ADITYA YUSUP Ilustrasi hama wereng pada tanaman padi.

Karakteristik bulir beras diukur dengan kandungan amilosa dan amilopektin.

Amilosa adalah komponen pati dengan rantai lurus dan larut dalam air.

Kemudian, amilopektin justru mempunyai rantai cabang dan tidak larut dalam air tetapi larut dalam n-butanol.

Beras yang mengandung amilosa tinggi menghasilkan nasi yang pera dan kering.

Sebaliknya, beras yang mengandung amilosa rendah menghasilkan nasi yang lengket dan lunak.

Sedkitnya, ada lima kelompok beras dengan perhitungan kandungan amilosa dan amilopektin.

Pertama adalah beras ketan yang berkadar 0-2 persen amilosa.

Kedua, beras beramilosa sangat rendah (2 persen-12 persen).

Ketiga, beras beramilosa rendah (12 persen-20 persen)

Keempat, beras beramilosa sedang (20 persen hingga 25 persen).

Kelima, beras beramilosa tinggi (25 persen sampai dengan 33 persen).

Beras pera berasal dari varietas padi produksi International Rice Research Institute (IRRI) di Los Banos, Filipina.

Beras pera bernama produk IR42.

Pemerintah Indonesia merilis IR42 pada 1995.

Beras pera yang hanya cocok untuk dibuat nasi goreng, nasi rendang, lontong, serta paling disuka masyarakat Sumatra Barat dan Kalimantan ini memiliki keunggulan yakni tahan terhadap hama wereng, penyakit daun, dan tungro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com