Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Maori, Penduduk Asli Selandia Baru

Kompas.com - 24/12/2022, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Suku Maori adalah penduduk asli Selandia Baru yang berbicara menggunakan bahasa Maori.

Nenek moyang mereka adalah orang Polinesia, yang diperkirakan tiba di Selandia Baru sekitar 1.000 tahun lalu.

Orang-orang Maori dikenal suka memiliki tato di seluruh tubuh, termasuk pada bagian wajah, yang menjadi salah satu ciri khas bahkan atribut penting bagi mereka.

Menurut hasil sensus penduduk 2018, jumlah orang Maori di Selandia Baru mencapai 775.000 jiwa atau sekitar 16,5 persen dari keseluruhan populasi negara.

Mereka menjadi suku terbesar kedua di Selandia Baru setelah Pakeha (orang Selandia Baru berdarah Eropa).

Baca juga: Suku Aborigin, Penduduk Asli Australia

Asal-usul Suku Maori

Selandia Baru diduga sebagai salah satu wilayah di Bumi yang paling terakhir didiami manusia.

Suku bangsa yang menjadi pemukim pertama di Selandia Baru adalah suku Maori.

Dalam bahasa Maori, Selandia Baru disebut Aotearoa, yang berarti tanah awan putih yang panjang.

Hal itu karena ketika nenek moyang orang Maori pertama kali sampai di Selandia Baru, mereka melihat formasi awan yang terlihat aneh dan panjang.

Bukti arkeologis dan linguistik menunjukkan bahwa beberapa gelombang migrasi dari Polinesia Timur ke Selandia Baru terjadi antara tahun 800 hingga 1300 Masehi.

Berdasarkan tradisi yang berkembang di masyarakat, orang Maori meyakini bahwa nenek moyang mereka tinggal di Hawaiki di kepulauan Polinesia.

Kupe dipercaya menjadi sosok penjelajah dari Hawaiki yang pertama kali menemukan Selandia Baru dan sangat senang dengan iklim serta kondisi di wilayah tersebut.

Kupe sampai di Selandia Baru pada tahun 950, dan setelah itu kembali ke tanah airnya untuk mengajak orang-orang mengikutinya.

Dengan petunjuk dari Kupe, orang-orang Maori dari Hawaiki mulai bermigrasi ke Selandia Baru.

Baca juga: Suku Khmer, Penduduk Asli Kamboja

Gelombang migrasi besar-besaran dengan menggunakan kano terjadi pada sekitar tahun 1300.

Selama beberapa abad setelah itu, orang-orang Maori di Selandia Baru belum tersentuh dunia luar dan mengembangkan budaya mereka sendiri.

Mereka membentuk bahasa, kerajinan tangan, tradisi, dan seni pertunjukan yang berbeda dari budaya Polinesia.

Kedatangan bangsa Eropa

Laporan tertua yang menunjukkan interaksi bangsa Eropa dengan suku Maori dapat ditemukan pada catatan Abel Tasman (1642) dan Kapten James Cook (1769).

Mereka sama-sama menggambarkan suku Maori sebagai suku yang kurang bersahabat dan garang.

Baca juga: Suku Zulu, Masyarakat Petarung dari Afrika Selatan

Bahkan peperangan antarsuku sering terjadi, dengan pemenang bisa memperbudak atau dalam beberapa kasus memakan yang kalah.

Sejak kedatangan Kapten James Cook, bangsa Eropa mulai melakukan perburuan paus dan anjing laut di Selandia Baru.

Sejak itu pula, orang-orang Maori banyak yang bekerja untuk kapal pemburu paus dan berinteraksi dengan bangsa asing yang berdatangan ke Selandia Baru.

Dalam perkembangan selanjutnya, Selandia Baru diklaim sebagai koloni Inggris dengan ditandatanganinya Perjanjian Waitangi oleh Pemerintah Inggris dan sekitar 50 kepala suku Maori pada 6 Februari 1840.

Isi perjanjiannya menyatakan bahwa kedaulatan Selandia Baru diserahkan ke Inggris, sebagai gantinya suku Maori tetap mempertahankan kepemilikannya atas tanah serta mendapat perlindungan.

Seperti halnya di negara-negara lain, praktik kolonialisme Inggris di Selandia Baru juga memunculkan perlawanan dari suku Maori.

Baca juga: Pertempuran Otumba, Awal Penaklukan Suku Aztec oleh Spanyol

Memasuki abad ke-20, hubungan antara dua pihak dapat dikatakan kembali tenang.

Bangsa Eropa yang menetap di Selandia Baru, yang kemudian disebut Pakeha, belajar banyak bahkan mengadopsi budaya Maori, begitu pula sebaliknya.

Kendati demikian, tidak sedikit pula orang Maori yang memilih mempertahankan identitas budaya asli mereka.

Pada periode ini, orang-orang Maori mulai terjun ke dunia politik. Hingga saat ini, mereka memiliki kekuatan politik dalam pemerintahan Selandia Baru.

Budaya suku Maori

Suku Maori mempunyai banyak budaya, ritual, dan tradisi yang masih dipertahankan hingga kini.

Dalam menerima tamu, mereka melakukan sambutan formal yang terdiri dari bergama kegiatan dan pertunjukan budaya.

Salah satu tradisi yang dilakukan adalah hongi, yakni salam khas Maori dengan cara saling menempelkan ujung hidung secara lembut.

Baca juga: Suku Aeta, Penghuni Paling Awal di Filipina

Suku Maori memiliki tarian tradisional bernama Haka, yang ditampilkan secara berkelompok dengan ciri khas gerakan seirama dan teriakan.

Seorang pria dari Suku Maori yang memiliki tato pada bagian wajah serta bawah tubuh.Wikimedia Commons/Andrew Turner Seorang pria dari Suku Maori yang memiliki tato pada bagian wajah serta bawah tubuh.
Kesenian tradisional khas suku Maori lainnya adalah ukiran, tenun, dan tato.

Tradisi tato biasanya dimulai ketika memasuki usia remaja, karena tato dianggap sebagai ritus peralihan dan peristiwa penting dalam kehidupan.

Sebelum proses tato dimulai, orang Maori lebih dulu melakukan banyak ritus serta ritual yang telah dilaksanakan secara turun-temurun.

Dalam masyarakat Maori, tato selayaknya kartu identitas. Bagi laki-laki, tato menunjukkan pangkat, status, atau kejantanan.

Posisi atau status sosial seorang dapat langsung dikenali dari tato yang dimiliki.

Baca juga: Suku Aztec: Sejarah, Peradaban, dan Peninggalan

Semua petinggi suku Maori pasti ditato, mereka yang tidak memiliki tato dipandang sebagai orang tanpa status sosial.

Bagi suku Maori, kepala adalah bagian tubuh yang paling suci. Mereka juga menato wajah, tetapi hal ini biasanya dilakukan oleh laki-laki.

Karena proses pembuatan tato yang menyakitkan dan panjang, seniman tato dianggap sebagai orang yang sangat tapu (suci).

Untuk membantu melupakan rasa sakit saat proses tato, orang-orang Maori biasanya memainkan seruling dan membaca puisi.

 

Referensi:

  • Nasution, Hendra. (2017). New Zealand Art & Culture Experience. Padang Panjang: ISI Padangpanjang.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com