JAKARTA, KOMPAS.com - Karet gelang adalah pengubah wajah dunia, meski terkesan simpel.
Bayangkan, apa jadinya dunia tanpa karet gelang?
Manusia memanfaatkan karet gelang, yang memang berbahan dasar dari getah karet, untuk berbagai kegiatan hidup mulai dari mengikat bungkus makanan, mengikat rambut, hingga untuk keisengan menjepret kawan sendiri.
Laman sumber literatur di Kompas.com pada 4 Juli 2019, memberikan informasi bahwa karet gelang baru terkenal sekitar 200 tahun silam.
Baca juga: Tak Hanya untuk Mengikat Barang, Karet Gelang Punya Manfaat Lebih
Padahal, eksistensi karet gelang sudah ada cerita prosesnya 3.000 tahun silam.
Tiga suku di Amerika yakni Maya, Olmec, dan Aztec, pada dua abad silam, pada awal sejarah karet gelang, memanfaatkan getah pohon karet.
Campuran getah karet dengan tanaman rambat bernama morning glory menjadi penemuan mutakhir lantaran bahan itu kenyal, lunak, dan elastis.
Alhasil, saat bahan tersebut masuk ke Eropa pada 1736, berbagai produk keseharian mulai menampakkan wujudnya.
Produk keseharian itu antara lain penghapus karet untuk tulisan pensil, suspender atau tali pengikat celana pria, sarung tangan, sepatu, hingga kaus kaki.
Tokoh Thomas Hancock asal Inggris, selanjutnya, adalah penemu karet gelang pada 1820.
Lantas, pada 1840, karet gelang bikinan Thomas Hancock mendapat teknologi vulkanisir oleh Goodyear, tokoh pembuat ban mobil yang mendunia.
Paten atas karet gelang dilakukan oleh Stephen Perry dan Messrs Perry & Co pada 1845.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.