JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Gede Solo adalah pasar tradisional terbesar di Kota Solo, Jawa Tengah.
Hingga 2022 ini, Pasar Gede Solo sudah berusia 92 tahun.
Adalah raja Surakarta, Paku Buwono X yang meresmikan Pasar Gede Solo.
Peresmian Pasar Gede Solo berlangsung pada 12 Januari 1930.
Baca juga: Sidak Harga Bahan Pangan di Pasar Gede Solo, Zulkifli Hasan Sebut Ada Penurunan
Belanda
Arsitek yang menggawangi pembangunan Pasar Gede Solo berasal dari Belanda.
Namanya, Insinyur Herman Thomas Kartsen.
Kala itu, biaya pembangunan Pasar Gede Solo mencapai angka 650.000 gulden.
Besaran biaya pembangunan Pasar Gede Solo, jika dirupiahkan saat ini mencapai angka sekitar Rp 2,5 miliar.
Priyayi
Saat ini, Pasar Gede Solo menjadi pasar bagi warga Solo dari semua golongan.
Kondisi ini berbeda saat Pasar Gede Solo berada di masa awal.
Lantaran barang yang diperjualbelikan di Pasar Gede Solo adalah barang berkualitas bagus dan bermutu, muncul julukan bagi Pasar Gede Solo.
Julukan bagi Pasar Gede Solo adalah Pasar Priyayi atau pasar untuk kaum bangsawan.
Pada saat awal berdiri, Pasar Gede Solo adalah media interaksi orang Belanda, China, dan pribumi di Solo.