Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Saja Tokoh yang Membantu Perang Diponegoro?

Kompas.com - 07/10/2022, 13:10 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Perang Diponegoro berlangsung selama sekitar lima tahun, yakni antara 1825-1830.

Pertempuran yang dipimpin langsung oleh Pangeran Diponegoro ini bermula di Yogyakarta, yang kemudian meluas ke banyak daerah di Jawa hingga sering disebut sebagai Perang Jawa.

Perang Diponegoro pun menjadi salah satu perlawanan terbesar yang pernah dihadapi belanda semasa pendudukannya di Indonesia.

Dalam mengobarkan perang yang demikian besar, Pangeran Diponegoro tidak sendirian, tetapi dibantu oleh puluhan tokoh dari berbagai daerah di Jawa.

Siapa saja tokoh-tokoh yang membantu Pangeran Diponegoro dalam melawan Belanda?

Baca juga: Mengapa Perang Diponegoro Sering Disebut Perang Jawa?

Latar belakang dari Perang Diponegoro

Pangeran Diponegoro adalah putra Sultan Hamengkubuwono III yang justru merasa prihatin dengan keadaan keraton Yogyakarta.

Pasalnya, memasuki abad ke-19, keadaan di Surakarta dan Yogyakarta semakin mengkhawatirkan karena intervensi Belanda.

Campur tangan pihak kolonial juga membawa pergeseran adat dan budaya keraton yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara ataupun Islam.

Bahkan Pangeran Diponegoro menyebut rakyat keraton di masa pemerintahan ayahnya identik dengan masyarakat Arab pra-Islam, yang disebut jahiliyah.

Selain itu, dominasi Belanda telah membuat rakyat menderita karena dijadikan sebagai obyek pemerasan.

Karena sebab-sebab itulah, Pangeran Diponegoro ingin mengubah tatanan masyarakat, yang menurutnya hanya dapat dicapai dengan perang sabil (suci) melawan Belanda.

Pada Mei 1825, Pangeran Diponegoro telah melakukan serangkaian persiapan untuk berperang yang rencananya dilakukan pada bulan Oktober.

Baca juga: Sebab Umum Terjadinya Perang Diponegoro

Namun, pada sekitar bulan Juli, Belanda berulah dengan menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro.

Hal itulah yang membuat kemarahan Pangeran Diponegoro memuncak dan mengganti patok yang dipasang Belanda dengan tombak sebagai pernyataan siap berperang.

Tokoh yang membantu Pangeran Diponegoro

Perang Diponegoro yang dipelopori oleh putra keraton Yogyakarta melibatkan banyak sekali tokoh dari Jawa.

Pergaulan Pangeran Diponegoro yang luas dengan komunitas santri dan petani memudahkannya memperoleh simpati, dukungan, serta pengakuan legitimasi kepemimpinannya.

Salah satu tokoh pejuang yang membantu Pangeran Diponegoro dalam Perang Diponegoro adalah Kiai Mojo.

Baca juga: Kyai Modjo, Jenderal dan Guru Spiritual Pangeran Diponegoro

Kiai Mojo adalah ulama dan tokoh militer yang masih berkerabat dengan Pangeran Diponegoro.

Meski tidak terlibat hingga akhir Perang Jawa, guru spiritual Pangeran Diponegoro ini sempat berperan mengatur strategi militer melawan Belanda.

Beberapa bulan sebelum perang meletus, Pangeran Diponegoro diam-diam membangun kekuatan bersenjata, memilih para pemimpinnya, membagi wilayah perang dan pertahanan, serta menentukan tempat strategis untuk pos-pos komandonya.

Pabrik-pabrik mesiu dibangun di tempat-tempat yang dirahasiakan di sekitar Yogyakarta.

Pangeran Diponegoro juga berhubungan baik dengan para pemimpin bawahan dan ulama di Pajang, seperti Kiai Mlangi, Kiai Kwaron, Kiai Taptoyani, Syekh Ahmad, Mudo Wiriodikromo, dan Jo Muhammad.

Ketika Belanda berulah dengan menanam patok-patok untuk membuat jalan di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro, para pendukungnya dulu yang maju.

Baca juga: Sebab Khusus Terjadinya Perang Diponegoro

Begitu pula ketika Belanda mendatangi kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo pada 21 Juli 1825, para tokoh berserta anak buahnya dari berbagai pelosok datang untuk membela pangerannya.

Saat itu, Pangeran Diponegoro telah berada di Desa Selarong, yang berjarak sekitar sembilan kilometer dari pusat kota Yogyakarta.

Desa Selarong, yang dianggap sulit dijangkau lawan, telah dipersiapkan sebagai markas komando.

Pada 28 Juli 1825, Pangeran Diponegoro berkumpul bersama para tokoh yang membantunya.

Tokoh-tokoh yang turut membantu Pangeran Diponegoro dalam perlawanan terhadap Belanda tersebut antara lain Pangeran Mangkubumi, Pangeran Adinegoro, Pangeran Panular, Adiwinoto, Suryodipuro, Kiai Mojo, Pangeran Ronggo, Ngabehi Mangunharjo, dan Pangeran Surenglogo.

Setelah Belanda mendatangi dan membakar kediamannya, Pangeran Diponegoro memerintahkan Joyomenggolo, Bahuyuda, dan Hanggowikromo, untuk memobilisasi orang desa di sekitar Selarong agar siap berperang.

Baca juga: Gua Selarong, Persembunyian Pangeran Diponegoro

Selanjutnya, Diponegoro mengirim surat kepada para pemimpin pasukan di wilayah Kesultanan Yogyakarta, yang berada di Kedu, Bagelen, Banyumas, Serang, Monconegoro Timur (Magetan, Madiun, Rajegwesi, Kertosono, Berbek, Ngrowo), serta demang di perbatasan lainnya, untuk memerangi bangsa Belanda.

Pangeran Diponegoro juga membagi daerah perang dan menyusun struktur organisasi militer meniru organisasi tentara Kerajaan Turki Utsmani.

Dalam Perang Jawa, Pangeran Diponegoro menamai pangkat untuk pemimpin tertinggi sebagai Alibasah.

Beberapa Alibasah dan Basah yang ditunjuk oleh Pangeran Diponegoro di antaranya:

  • Alibasah Sentot Prawirodirjo
  • Alibasah Kerto Pengalasan (Tumenggung Wiryodirejo)
  • Alibasah Mohammad Ngusman
  • Basah Gondokusumo
  • Basah Mertonegoro
  • Basah Ngabdul Latip

Baca juga: Perang Diponegoro: Penyebab, Strategi, dan Dampaknya

Selain tokoh-tokoh tersebut, masih banyak pembantu Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa, di antaranya:

  • Pangeran Suryologo
  • Tumenggung Mangkudirejo (Pangeran Mangkudiningrat)
  • Pangeran Notoprojo
  • Tumenggung Mertoyudo (Pangeran Wiryonegoro)
  • Pangeran Suryokusumo
  • Tumenggung Reksoprojo
  • Pangeran Abu Bakar
  • Tumenggung Handangtoro
  • Tumenggung Gajah Pernada
  • Tumenggung Hadiwinoto
  • Tumenggung Martodipuro
  • Tumenggung Sumodilogo
  • Tumenggung Joyomustopo
  • Tumenggung Hadisuryo
  • Tumenggung Sumonegoro
  • Kiai Muhammad Arafah
  • Tumenggung Seconegoro
  • Tumenggung Cokronegoro
  • Tumenggung Sumodiwiryo
  • Pangeran Surodilogo
  • Tumenggung Ranupati
  • Pangeran Suryonegoro
  • Pangeran Surodinegoro
  • Warsokusumo
  • Tumenggung Kertodirjo
  • Tumenggung Mangkunegoro

Keberhasilan Pangeran Diponegoro mengobarkan pemberontakan di Jawa menunjukkan pengaruhnya memang benar-benar kuat di kalangan para tokoh.

Hal itu pula yang membuat pemberontakan cepat meluas dan sulit dipadamkan oleh Belanda.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia IV: Kemunculan Penjajahan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com