Nama lain yang diduga menjadi informan pihak Nazi adalah Tony Ahlers. Carol Ahn Lee dalam "The Hidden Life of Otto Frank" menyebut nama Ahlers sebagai pengkhianat terhadap keluarga Anne Frank.
Baca juga: Kenangan 75 tahun Anne Frank, Kisah Remaja di Era Holocaust
Ahlers adalah seorang kolabolator Nazi dan pernah memeras Otto Frank pada tahun 1941.
Nama lain yang juga disebut sebagai tersangka adalah Anna van Dijks. Tuduhan van Dijks sebagai tersangka diungkapan Gerard Kremer dalam "The Backyard of the Secret Annex".
Van Dijks menjadi mata-mata Nazi. Pada tahun 1948, van Dijks dihukum mati akibat aksi kolaborasinya dengan pihak Nazi.
Pada tahun 2016, dimulailah sebuah tim penyelidikan dengan melibatkan 20 orang yang terdiri dari sejarawan dan kriminolog. Pimpinan dari tim tersebut adalah Vincent Pankoke, seorang mantan agen FBI.
Pada 17 Januari 2022, hasil penyelidikan selama kurang lebih lima tahun diungkapkan kepada publik. Nama Arnold van den Bergh diduga menjadi pengkhianat keluarga Anne Frank.
Salah satu bukti petunjuk yang digunakan dalam penyelidikan ini adalah salinan surat kaleng. Sekitar tahun 1950-an Otto Frank, ayah Anne Frank, menerima sebuah surat kaleng.
Otto Frank berhasil selamat dari kamp konsentrasi Auschwitz. Pada awal Juni 1945 kembali ke kota Amsterdam. Hanya Otto Frank yang selamat.
Istrinya, Edith Frank-Holländer, meninggal di kamp konsentrasi Auschwitz. Kedua anaknya, Anne Frank dan Margo Frank, juga mengalami nasib yang sama di kamp konsentrasi Belgen-Belsen.
Setelah mendengar kepastian kabar kematian Anne Frank, Miep Gies menyerahkan buku harian Anne Frank kepada Otto Frank.
Apa isi surat kelang tersebut? Dikatakan bahwa seseorang yang bernama Arnold van den Bergh (1886-1950) telah memberikan alamat persembunyian orang-orang Yahudi, termasuk Otto Frank, kepada pihak Nazi, tulis Thomas Gutschker dalam "Wer verriet Anne Frank?" yang dimuat dalam Frankfurter Allgemeine Zeitung (17/01/2022).
Siapakah Arnold Van den Bergh? Dia adalah seorang notaris keturunan Yahudi sekaligus anggota Asosiasi Yahudi. Diduga, van den Bergh memiliki relasi dengan petinggi Nazi sehingga dia dilindungi dari deportasi sampai tahun 1944.
Setelah jaminan perlindungan tidak ada lagi, sang notaris membocorkan alamat persembunyian orang-orang Yahudi di Amsterdam.
“Motif van den Bergh adalah melindungi dirinya, istrinya, dan ketiga anaknya agar tidak dideportasi ke kamp konsentrasi. Seorang Yahudi saat itu harus memilih apakah mau bekerja sama atau tidak. Jika tidak, maka dia akan dideportasi ke kamp konsentrasi,“ kata Vincent Pankoke sebagaimana dikutip Ludger Kazmierczak dalam "Anne Frank wohl von jüdischem Notar verraten" yang dimuat dalam tagesschau.de (17/01/2022).
Dugaan pengkhianatan Arnold van den Bergh menuai perdebatan. Beberapa ahli sejarah meragukan hal tersebut.