Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia

Kompas.com - 16/08/2022, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - BJ Habibie adalah presiden ketiga Indonesia dengan masa jabatan sangat singkat.

BJ Habibie merupakan putra Indonesia yang dikenal dengan julukan "Mr Crack" karena mengeluarkan teori di bidang pesawat.

BJ Habibie adalah orang yang jenius di bidang teknologi, bahkan ia sempat bekerja di Jerman dan dihormati banyak orang.

Meski demikian, ia tidak melupakan Indonesia sehingga kembali ke Tanah Air pada 1973 untuk membantu mengembangkan teknologi.

Baca juga: Biografi Soekarno: Sang Proklamator Kemerdekaan Indonesia

Hasilnya, BJ Habibie berhasil membantu menerbangan pesawat pertama Indonesia, yakni N250 Gatotkaca pada 1995.

Biografi singkat BJ Habibie

Baharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936.

Ia adalah anak dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo.

Ayah Habibie bekerja sebagai seorang ahli pertanian. Ia berasal dari Gorontalo, sedangkan ibunya berasal dari Jawa.

Masa kecil BJ Habibie dihabiskan di Parepare. Saat itu, ia sudah memiliki sikap tegas dan berprinsip.

Namun, ketika berusia 13 tahun atau pada 1949, BJ Habibie dibawa ibunya kembali ke Pulau Jawa setelah ayahnya meninggal dunia.

Hal itu dilakukan oleh ibunda Habibie supaya anaknya bisa melanjutkan pendidikannya di Bandung, Jawa Barat.

Pendidikan BJ Habibie

Habibie melanjutkan pendidikannya di Gouvernments Middlebare School, Bandung, pada 1950.

Di sekolah setingkat SMA tersebut, Habibie sangatlah meninjol, terutama di mata pelajaran yang mewajibkan berhitung.

Tak heran, Habibie saat itu menjadi sosok favorit di sekolah. Habibie tamat SMA pada 1954.

Setelah itu, ia kemudian masuk di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Bandung (sekarang Institut Teknologi Bandung).

Berkat kejeniusannya, Habibie mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi teknik penerbangan di Jerman, tepatnya di Rhenish Wesfalische Technische Hochschule.

Pada 1960, Habibie mendapat gelar diploma insinyur. Dua tahun kemudian, Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari di Bandung.

Dari pernikahan tersebut, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang anak laki-laki, yakni Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Pada 1965, ia meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang dengan predikat summa cumlaude di Rhenish Wesfalische Technische Hochschule, Jerman.

Baca juga: Biografi Sarwo Edhie Wibowo: Tokoh yang Berperan dalam Penumpasan G30S

Kejeniusan di bidang pesawat

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Habibie sempat bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, Hamburg, Jerman.

Messerschmitt-Bölkow-Blohm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang aviasi atau penerbangan.

Berkat kejeniusannya, Habibie menjadi orang yang dihormati di Jerman.

Bahkan, ia dijuluki "Mr Crack" karena memiliki kontribusi besar di bidang teknologi pesawat terbang global.

Habibie pun menjadi nama teorema di bidang termodinamika.

Adapun teorema Habibie atau Crack Propagation Theory membahas terkait persoalan banyaknya kecelakaan pesawat terbang.

Teori yang dikemukakan Habibie ini memberikan formulasi perhitungan untuk menemukan potensi rekahan pada kerangka badan pesawat.

Kembali ke Indonesia

Setelah menorehkan hasil yang sangat bagus di Jerman, Habibie kemudian kembali ke Indonesia pada 1973.

Habibie kembali ke Indonesia demi memenuhi permintaan Presiden Soeharto.

Tak lama kemudian, Habibie ditunjuk sebagai CEO Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

Lalu, pada 1978, ia diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi.

Habibie menjabat sebagai menteri tersebut selama 20 tahun hingga 1998.

Selain itu, BJ Habibie juga memimpin proyek pesawat N250 Gatotkaca yang menjadi pesawat pertama buatan Indonesia.

Menjadi Presiden RI

Pada 1998, Indonesia dilanda krisis moneter dan stabilitas politik yang terganggu.

Krisis tersebut memaksa Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden Indonesia pada Mei 1998.

Setelah itu, BJ Habibie yang menjadi wakil presiden kemudian diangkat menjadi presiden menggantikan Soeharto.

Presiden Habibie menjabat presiden Indonesia hanya 1,5 tahun. Ia lengser pada November 1999.

Meski singkat, era pemerintahan Habibie sangat krusial dan menjadi kunci era transisi dari Orde Baru ke Reformasi.

Habibie kemudian memberikan kebebasan pers yang sempat dibungkam hingga diberedel selama masa Orde Baru.

Ia juga melaksanakan restrukturisasi perbankan Indonesia dan memisahkan Bank Indonesia (BI) dari pemerintahan agar tetap objektif dan tidak terpengaruh oleh politik.

Pemisahan tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999.

Habibie juga membuat sejarah dengan membentuk undang-undang yang mengatur kebebasan rakyat Indonesia dalam pemilu yang diatur dalam UU No 2 Tahun 1999 tentang Pemilu.

Bahkan di era Habibie, diskriminasi terhadap etnis Tionghoa diakhiri dengan Instruksi Presiden (Inpres) No 26 Tahun 1999 dan Inpres No 4 Tahun 1999.

Inpres tersebut menhapus larangan bicara dan mengajar Bahasa Mandarin yang sebelumnya dilakukan era Soeharto.

Habibie lengser dari kursi presiden Indonesia karena pidato pertanggungjawabannya ditolak dalam Sidang Istimewa MPR 13 November 1999.

Meninggal dunia

Setelah lengser dari jabatan presiden Indonesia, Habibie sempat tinggal dan menetap di Jerman.

Namun, saat Indonesia dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Habibie kembali ke Tanah Air.

Ia ditunjuk sebagai penasihat presiden untuk mengawal demokrasi di Indonesia.

Adapun pengawasannya dilakukan melalui organisasi yang ia dirikan, yakni Habibie Center.

Habibie menetap di Indonesia hingga ia meninggal dunia pada 11 September 2019.

 

Referensi:

  • Makka, A Makmur. (2008). The True Life of Habibie: Cerita di Balik Kesuksesan. Depok: Pustaka IIMaN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com