Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Perkembangan Seni pada Masa Perundagian?

Kompas.com - 04/08/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com – Masa perundagian adalah periode terakhir dalam masa prasejarah atau yang disebut juga Zaman Logam.

Masa Perundagian ada sekitar 10.000 tahun yang lalu, di mana masyarakatnya sudah tidak hanya bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hati, tetapi juga sudah mengelola sawah.

Dapat dikatakan bahwa pada periode ini kehidupan masyarakat prasejarah sudah mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Baca juga: Kehidupan Manusia Purba pada Masa Perundagian

Alat-alat sudah lebih canggih

Secara harafiah, perundagian berasal dari kata undagi yang berarti seseorang yang ahli dalam melakukan pekerjaan tertentu.

Pada masa ini, masyarakat perundagian dapat dikatakan sudah berada di tahap yang jauh lebih modern, karena sudah memiliki keterampilan dalam membuat alat-alat.

Alat-alat inilah yang nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, baik untuk bertani, berburu, ataupun melakukan upacara tertentu.

Seperti namanya, Zaman Logam, masyarakat perundagian sudah menggunakan alat-alat yang terbuat dari logam.

Masyarakat pada zaman ini menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan dalam bidang seni, dibuktikan dengan adanya berbagai bentuk benda seni dan upacara keagamaan yang sudah dilakukan oleh masyarakat perundagian.

Ada dua teknik yang digunakan masyarakat perundagian dalam mengolah logam, yaitu bivalve (cetakan batu) dan a cire perdue (cetakan tanah liat dan lilin).

Dua teknik ini memiliki kelebihan yang sama, yakni bisa digunakan berkali-kali.

Baca juga: Benda-benda Peninggalan Sistem Kepercayaan Masa Prasejarah

Peninggalan seni pada masa perundagian

Beberapa peninggalan seni pada masa perundagian adalah sebagai berikut:

  • Nekara perunggu: berfungsi sebagai pelengkap upacara untuk memohon turunnya hujan dan sebagai genderang perang
  • Kapak perunggu: berfungsi sebagai upacara dan perkakas atau alat untuk bekerja
  • Bejana perunggu: wadah yang bagian bawahnya membulat seperti gitar, ditemukan di daerah Sumatera dan Madura
  • Arca perunggu: biasanya digunakan sebagai bandul kalung, ditemukan di daerah Palembang, Lumajang, Bogor, dan Bangkinang
  • Perhiasan dan manik-manik

 

Referensi:

  • Fuadah, Irma Samrotul. (2020). Kehidupan Awal Manusia Indonesia. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
  • Rosfenti, Dra Veni. (2020). Kehidupan Masyarakat Praaksara Indonesia Sejarah Indonesia. Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com