KOMPAS.com - Muhammad Abduh adalah seorang pembaru Islam di Mesir, yang juga berprofesi sebagai jurnalis, pengajar, penulis, hakim, dan Mufti Agung Mesir periode 1899-1905.
Dikenal sebagai sosok pemikir sejak duduk di bangku sekolah, ia pun menjadi salah satu penggagas gerakan modernisme Islam di Mesir.
Melalui artikel-artikel di surat kabar Al-Ahram, di Kairo, gagasan pembaruannya bisa sampai ke telinga para pengajar.
Salah satu ide pembaruan yang dilakukan Muhammad Abduh adalah merombak hal-hal pragmatis (sifat yang mengutamakan kepraktisan).
Baca juga: Tokoh-tokoh Pembaharu Islam di Mesir
Muhammad Abduh lahir pada 1849 di distrik Sibsyir, Mesir, dengan nama lengkap Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah.
Ia adalah putra petani bernama Abduh bin Hasan Khairullah dan Junaidah Uthman.
Sejak kecil, sang ayah sudah menekankan pada Muhammad Abduh agar fokus mengenyam pendidikan, tidak mengikuti jejak saudara-saudaranya yang membantu orang tuanya bertani.
Oleh sebab itu, sejak usia muda, Muhammad Abduh sudah merantau untuk bersekolah di beberapa kota, di antaranya:
Kota pertama yang didatangi Muhammad Abduh adalah Kota Tanta di Mesir, pada 1862 atau ketika usianya masih 13 tahun.
Sewaktu di Tanta, Muhammad Abduh banyak belajar ilmu fikih, Al Quran, dan berbagai ilmu di Masjid Al-Ahmadi.
Baca juga: Sejarah Singkat Pembaruan Islam di Mesir
Saat sekolah di Tanta, Muhammad Abduh mendapati bahwa ada sistem pendidikan yang perlu dikritik, yaitu di mana secara umum para murid tidak diperkenankan untuk bertanya, baik saat pelajaran berlangsung ataupun sesudahnya.
Merasa tidak cocok dengan sistemnya, ia memutuskan untuk kabur dari sekolah dan menikah.
Beberapa waktu setelah menikah, Abduh kembali ke Tanta. Selama periode ini hingga 1866, ia belajar di bawah bimbingan pamannya, Darwish, yang merupakan anggota gerakan Islam dan reformis Madaniyya Tarqah di Mesir.
Pada 1866, di usia 17 tahun, Muhammad Abduh mendaftar ke Universitas Al-Azhar di Kairo, di mana ia belajar tentang logika, filosofi Islam, teologi, dan ilmu sufi.
Ia belajar di bawah bimbingan filsuf Islam bernama Jamal al-Din al-Afghani.