KOMPAS.com - Periodisasi merupakan unsur yang sangat penting untuk mempermudah pemahaman dan mengetahui karakteristik dalam pembahasan sejarah.
Hal itu juga berlaku dalam pembabakan atau periodisasi sejarah Islam, yang membentuk kebudayaannya sendiri.
Peradaban Islam atau sejarah Islam bisa dibagi menjadi tiga periode, yaitu Periode Islam Klasik, Pertengahan, dan Modern.
Periodisasi tersebut menjadi penanda sejarah di Timur Tengah yang menjadi pusat berkembangnya Islam.
Baca juga: Periodisasi Sejarah Peradaban Islam
Periode klasik dibagi menjadi dua fase, yaitu:
Pada fase ekspansi, integrasi, dan kemajuan, kejayaan Islam diwakili oleh Bani Umayyah, yang berhasil memperluas pengaruh Islam hingga Afrika Utara dan Spanyol bagian barat.
Selain itu, Persia hingga India merupakan wilayah yang terpengaruh oleh kejayaan Islam saat itu.
Pada periode klasik, bidang ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan arsitektur berkembang pesat.
Hal itu dibuktikan dengan berkembangnya beberapa kota yang dikuasai oleh Islam, seperti Kordoba dengan Istana Az-Zahra, Granada dengan Istana Al-Hambra, Damaskus yang menjadi kota metropolitan, dan Bagdad yang menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan di dunia.
Para ilmuwan juga muncul sebagai simbol majunya peradaban islam, seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam al-Asya'ri, Imam al-Maturidi, dan Al-Jubba'i.
Baca juga: 10 Tokoh Ilmuwan Muslim dan Keahliannya
Lalu, memasuki fase disintegrasi yang berlangsung antara 1000-1250, kejayaan Islam mulai surut.
Surutnya kejayaan Islam ditandai dengan melemahnya kekuasaan Islam hingga akhirnya kota Bagdad, yang menjadi simbol kemajuan peradaban Islam, dihancurkan oleh pasukan Mongol pimpinan Hulagu Khan.
Setelah itu, beberapa wilayah kekuasaan Islam mulai terpecah karena melemahnya sistem pemerintahan, pemimpin yang kurang cakap, perebutan kekuasaan, dan berbagai wilayah Islam yang ingin melepaskan diri.
Periode pertengahan Islam terbagi ke dalam dua fase, yakni:
Baca juga: Abad Pertengahan Islam, Kemunduran Peradaban Islam
Di era ini, peradaban Islam terpecah menjadi dua, yakni peradaban Islam yang berpusat di Mesir dan Persia.
Peradaban Islam yang berpusat di Mesir terdiri dari Arab, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara.
Sementara yang berpusat di Persia terdiri dari Iran, sebagian negara di Semenanjung Balkan, Asia Kecil, dan Asia Tengah.
Kemudian, memasuki fase tiga kerajaan, yang ditandai dengan tingginya tekanan terhadap Kesultanan Utsmaniyah, Kesultanan Mughal, dan Kerajaan Syafawi.
Pada periode ini, tiga kerajaan besar tersebut mengalami kehancuran di bidang politik dan pertahanan.
Selain itu, ilmu pengetahuan tidak bisa berkembang karena kurangnya perhatian pemerintah.
Secara perlahan, hal ini membawa kehancuran, karena di Barat sedang digencarkan pemahaman ilmu pengetahuan.
Kehancuran tersebut disebabkan oleh konflik dengan bangsa Eropa, yang saat itu mulai melakukan pelayaran guna mencari sumber daya yang sangat mereka butuhkan.
Baca juga: Sejarah Perkembangan Islam di Afrika
Islam yang mengalami kemunduran di periode pertengahan kemudian memasuki era modern.
Periode moder ini ditandai dengan kebangkitan peradaban Islam yang berlangsung dari 1800 hingga saat ini.
Saat itu, umat Islam mulai sadar bahwa mereka tertinggal dengan peradaban Barat yang lebih maju.
Hal ini kemudian menandai kebangkitan Islam di berbagai bidang, seperti politik, sosial, budaya, dan militer.
Pada periode modern, dunia Islam mulai muncul pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis.
Hal itu bertujuan untuk melakukan suatu pembaruan di dalam Islam pada era kontemporer.
Referensi: