Masjid Agung Baitunnur Blora kembali dipugar pada masa Bupati RT Tirtonegoro, yang menjabat antara 1823-1842 dan 1843-1847.
Pemugaran yang dilakukan pada 1846 itu mengganti bangunan kayu menjadi bangunan tembok yang lebih kokoh.
Pemugaran berikutnya dikerjakan pada masa pemerintahan Bupati Srinardi, tepatnya pada 1968, dengan menambah bagian depan masjid.
Kemudian, pemugaran juga dilakukan pada 1975, di bawah Bupati Supadi Yudhodarmo, dengan penambahan bangunan menara.
Baca juga: Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta: Sejarah dan Karakteristiknya
Pemugaran terakhir Masjid Agung Baitunnur Blora dikerjakan pada 1999, di masa pemerintahan Bupati Sukardi Harjoprawiro.
Saat itu, masjid ini mendapat beberapa tambahan ornamen, di antaranya adalah kaligrafi dan angka terukir di tiga pintu bangunan utama.
Selain di pintu, beberapa ornamen juga dapat ditemui di dalam bangunan utama masjid, tepatnya pada dinding.
Saat ini, Masjid Agung Baitunnur Blora telah memiliki berbagai fasilitas, meliputi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Playgroup, taman kanak-kanak (TK), dan Sekolah Dasar Islam Baitunnur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.