Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Transmigrasi pada Masa Penjajahan Belanda

Kompas.com - 17/05/2022, 17:00 WIB
Bidari Aufa Sinarizqi,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Transmigrasi adalah program pemindahan penduduk dari satu daerah dengan jumlah penduduk yang padat ke daerah lain yang masih sepi penduduk.

Istilah transmigrasi baru dikenal pada 1927, setelah dicetuskan oleh Soekarno, melalui surat kabar Soeloeh Indonesia.

Kendati demikian, awal mula transmigrasi berasal dari pemerintah Belanda, ketika menjajah Indonesia.

Program transmigrasi yang dilaksanakan oleh Belanda saat itu dikenal dengan sebutan kolonisatieproof (kolonisasi).

Kolonisasi secara resmi diberlakukan pada 1905. Pada tahun-tahun sebelumnya, pemerintah Belanda merencanakan berbagai upaya yang harus direalisasikan saat program kolonisasi.

Baca juga: Mengapa Indonesia Dulunya Disebut Hindia Belanda?

Latar belakang kolonisasi

Pada 1901, muncul kebijakan Politik Etis, yang dipelopori oleh Pieter Brooshooft dan C. Th. van Deventer.

Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah pemikiran bahwa pemerintah Belanda memiliki utang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan rakyat Indonesia pada saat itu.

Terdapat tiga program dalam Politik Etis, yaitu:

  • Irigasi
  • Edukasi
  • Migrasi

Salah satu dari tiga program tersebut yang berhubungan dengan kolonisasi adalah migrasi.

Pemerintah Belanda saat itu mengkhawatirkan jumlah penduduk di Pulau Jawa yang semakin padat jika dibandingkan dengan luas daerahnya, terutama di wilayah Jawa Tengah.

Baca juga: Mengapa Pemerintah Kolonial Belanda Menerapkan Politik Etis?

Pada 1889, seorang kontrolir dari kalangan Binnenlandsch Bestuur (pemimpin dari salah satu organisasi Belanda) bernama HEB Schmalhausen, menyarankan untuk menekan jumlah penduduk di Pulau Jawa.

Schmalhausen juga menyarankan agar area perkebunan di luar Pulau Jawa terpenuhi tenaga kerjanya. Oleh karena itu, akan lebih baik jika dilakukan perpindahan penduduk (kolonisasi).

Akhirnya, pemerintah Belanda mulai menyusun berbagai rencana untuk merealisasikan program kolonisasi ke luar Pulau Jawa dengan tujuan menetap.

Alasan pemilihan Lampung

Program kolonisasi ke luar Pulau Jawa teralisasi secara resmi pada 1905, yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Johannes Benedictus van Heutsz.

Saat itu, diputuskan bahwa penduduk Desa Bagelen, Karesidenan Kedu, untuk menjadi target pertama program kolonisasi. Tujuan kolonisasi berada di Gedong Tataan, Distrik Lampung.

Baca juga: Tujuan Pembangunan Rel Kereta Api pada Masa Kolonial

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com