Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa seorang muslim yang ingin mendapatkan jalan Tasawuf harus melalui lima jenjang, yakni taubat, sabar, kefakiran, zuhud, dan tawakal.
Baca juga: Ilmuwan Muslim pada Masa Dinasti Ayyubiyah dan Bidangnya
Setelah lima tingkatan At-Thariq, Imam Al-Ghazali menganjurkan untuk memahami makrifat atau memahami pengetahuan terkait ketuhanan tanpa keraguan sedikit pun.
Imam Al-Ghazali menekankan setiap umat Islam mengetahui pengetahuan tentang Allah SWT tanpa meragukannya.
Ia juga berpendapat bahwa untuk mencapai pemahaman terkait Allah SWT, setiap umat Islam harusnya memiliki hati yang bersih atau suci.
Dalam ajaran tasawuf Imam Al-Ghazali, terdapat tiga tingkatan dalam manusia, yakni orang awam (memiliki pemikiran sederhana), kaum pilihan atau golongan Khawas (berpikir tajam dan mendalam), dan kaum ahli debat (mampu mempersuasi orang dan mematahkan argumen).
Menurut Imam Al-Ghazali, kebahagiaan menjadi tujuan akhir dalam perkenalannya dengan Allah SWT.
Dalam konsep tasawuf Imam Al-Ghazali, kebahagiaan itu didapatkan melalui ilmu dan amal.
Dengan memahami suatu konsep dan mempraktikkannya, maka manusia akan menemukan kebahagiaan.
Baca juga: Jamaluddin al-Afghani: Biografi, Pemikiran, dan Ide Pembaharuan
Imam Al-Ghazali merupakan seorang yang sangat mencintai ilmu pengetahuan sehingga ia rela meninggalkan kehidupan duniawinya.
Selama hidupnya, ia suka mengembara untuk mencari ilmu. Pada masa senjanya, Imam Al-Ghazali pulang ke Thus dan mendirikan sekolah di samping rumahnya.
Ia juga membangun asrama untuk murid-muridnya yang belajar di sekolahnya.
Al-Ghazali menikmati hari tuanya dengan membaca Al Quran, berkumpul dengan ahli ibadah, dan mengajar para penuntut ilmu.
Imam Al-Ghazali meninggal dunia pada tahun 1111 ketika berusia 58 tahun.
Baca juga: Siapakah Imam Nawawi?
Imam Al-Ghazali yang menjadi ilmuwan dan ahli tasawuf memiliki beberapa karya dalam bentuk kitab.
Berikut adalah beberapa karya Imam Al-Ghazali.
Referensi: