Kesultanan Banjar memiliki wilayah yang terbilang strategis dalam jalur perdagangan internasional, menghubungkan Asia Timur, Asia Selatan, dan Jazirah Arab.
Oleh sebab itu, sejak abad ke-15, Kesultanan Banjar selalu dipenuhi dengan kapal-kapal dagang internasional yang sedang transit atau singgah.
Baca juga: Kesultanan Banjar: Sejarah, Sistem Pemerintahan, dan Masa Kejayaan
Di samping itu, Kesultanan Banjar juga kaya akan sumber daya alam, seperti emas, intan, lada, rotan, dan damar.
Dengan kekayaan tersebut, maka Belanda pun terdorong untuk melakukan monopoli perdagangan di Kesultanan Banjar.
Aksi monopoli ini yang kemudian memicu terjadinya Perang Banjar.
Sekitar tahun 1840-an, Belanda mulai ikut campur di beberapa wilayah Kesultanan Banjar dan memadamkan segala persengketaan dalam istana dengan caranya.
Bantuan yang diberikan memberikan keuntungan bagi Belanda, yang semakin mendapat hak khusus untuk mencampuri urusan Kesultanan Banjar, khususnya soal politik.
Campur tangan Belanda ini lantas membuat beberapa rakyat dan tokoh dari Kesultanan Banjar merasa tidak senang dan menimbulkan terjadinya Perang Banjar.
Baca juga: Pangeran Antasari, Pejuang Perang Banjar
Selain sebab khusus, berikut ini sebab umum yang memicu terjadinya Perang Banjar.
Dari berbagai penyebab yang ada, Perang Banjar pun meletus pada 1859. Beberapa tokoh Perang Banjar yang berjuang melawan Belanda adalah Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayatullah II.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.