KOMPAS.com - Al-Farabi adalah seorang ilmuwan, filsuf, dan ahli hukum Islam dari Farab, Kazakhstan.
Orang-orang Barat mengenalnya sebagai Alpharabius, Al Farabi, Farabi, atau Abu Nasir.
Al-Farabi adalah tokoh dalam bidang filsafat yang sering disebut sebagai "Guru Kedua", mengikuti Aristoteles yang dikenal sebagai "Guru Pertama".
Ia berperan menerjemahkan teks-teks Yunani asli selama Abad Pertengahan. Risalah dan tafsirnya pun memengaruhi banyak filsuf terkemuka, seperti Avicenna dan Maimonides.
Melalui karya-karyanya, Al-Farabi menjadi terkenal di Barat maupun Timur.
Baca juga: Biografi Imam Abu Dawud, Salah Satu Penyusun Kitab Hadis Utama
Al-Farabi lahir di Farab, Kazakhstan, pada 872 dari seorang ayah keturunan Persia dan ibu berdarah Turki.
Nama lengkap Al-Farabi adalah Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Farabi.
Sejak kecil, ia sudah menampakkan kecerdasan istimewa dan bakat besar pada hampir setiap subjek yang dipelajari.
Pada masa awal pendidikannya, Al-Farabi belajar Al Quran, tata bahasa, kesusastraan, ilmu-ilmu agama (fikih, tafsir, dan hadis), aritmetika dasar, hingga musik.
Setelah itu, ia pergi ke Bagdad untuk menuntut ilmu selama 20 tahun. Pada 920, Al-Farabi mengembara ke Kota Harran, yang terletak di utara Suriah, yang saat itu menjadi pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil.
Ia kemudian belajar filsafat dari filsuf Kristen terkenal bernama Yuhana bin Jilad.
Pada 940, Al-Farabi melajutkan pengembaraannya ke Damaskus dan bertemu dengan Sayf al Dawla al Hamdanid, kepala daerah (distrik) Aleppo, yang dikenal sebagai simpatisan Imam Syi’ah.
Baca juga: Abu Hurairah, Periwayat Hadis dan Bapak Para Kucing
Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang ulung. Para ahli sejarah berpendapat bahwa ia kurang menguasai bahasa Yunani, tetapi dapat mengenal karya-karya Plato, Aristoteles, dan Plotinus.
Di dunia ilmu filsafat, Al-Farabi dikenal dengan sebutan Guru Kedua setelah Aristoteles, dikenal sebagai Guru Pertama.
Julukan ini diberikan karena kemampuannya dalam memahami pemikiran Aristoteles.